Aktivis lingkungan UNM libatkan masyarakat pesisir tanam pohon
11 Januari 2022 21:54 WIB
Ketua Umum HMPS-PTP FT UNM, Muh Akbar (kiri) menyerahkan bibit pohon kepada warga pesisir Pantai Boddia, Galesong, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. ANTARA/HO-Dokumentasi HMPS-PTP FT UNM.
Makassar (ANTARA) - Sejumlah aktivis Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknik (HMPS-PTP FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) melibatkan masyarakat pesisir untuk ikut menanam pohon sebagai langkah antisipasi abrasi pantai di Galesong, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
"Upaya ini dilakukan untuk mendorong kepedulian masyarakat Galesong di Takalar akan pentingnya menanam pohon. Kami memfasilitasi mereka dengan menyiapkan ratusan bibit pohon agar ditanam pada beberapa titik yang terkena abrasi," ujar Ketua Umum HMPS-PTP FT UNM, Muh Akbar di Makassar, Selasa.
Menurut dia, sejauh ini bencana abrasi sepanjang dua tahun terakhir terdampak pada hampir semua bagian di pesisir pantai Galesong. Bahkan beberapa rumah warga yang bermukim di pesisir pantai rusak disapu abrasi karena kurangnya pohon sebagai penahan ombak.
Pihaknya pun mengapresiasi Pemerintah setempat, beserta masyarakat Desa Boddia Galesong yang secara aktif bekerja sama terlibat dalam penanaman bibit pohon di sekitar pantai Boddia.
Baca juga: Plt Gubernur Sulsel tinjau abrasi di Takalar
Baca juga: Wagub dorong percepatan pembangunan pengaman abrasi pantai Takalar
"Semoga apa yang ditanam akan dituai nantinya di kemudian hari. Untuk semua masyarakat dan semua golongan, mari bersama menjaga dan merawat hutan kita, demi mencegah terjadinya bencana," papar Akbar.
Selain menyebar bibit pohon kepada masyarakat, pihaknya juga membagikan bibit tanaman buah sebagai ajakan bagi warga setempat ikut menanamkan pohon agar bisa dinikmati baik dalam jangka pendek dan jangka panjang.
"Kami melihat, usaha yang lakukan ini, dinilai berhasil. Bila dilihat dari aktivitas warga pada saat pelaksanaan program penanaman pohon, mereka sangat antusias. Masyarakat dan pemerintah di sana sangat mendukung program penanaman pohon," ucapnya.
Menurut Akbar, merefleksikan kejadian bencana banjir dan tanah longsor belakang ini terjadi bukan hanya di Sulsel tapi hampir semua daerah di Indonesia, kata dia, disebabkan menipisnya daerah resapan air termasuk minimnya Ruang Terbuka Hijau atau RTH serta kerusakan hutan hingga abrasi pantai
Maka dari itu, diperlukan kesadaran dari semua lapisan masyarakat untuk tetap menjaga hutan dan lingkungan. Walaupun, kondisi saat ini Indonesia tidak hanya dilanda bencana alam maupun non alam yakni COVID-19.
Melalui momen Gerakan Penanaman Sejuta Pohon, ia mengajak semua pihak untuk selalu memelihara lingkungan, salah satu upayanya ikut menanam pohon minimal satu bibit pohon per orang.
"Sebagai generasi muda, seharusnya kita memahamkan masyarakat dengan mengubah pemikiran mereka akan pentingnya sebatang pohon," katanya.
Karena sebatang pohon yang ditanam hari ini akan dirasakan kebaikannya dalam beberapa tahun ke depan. "Sebab, sebatang pohon yang ditebang liar hari ini akan menjadi masalah di kemudian hari," ungkapnya.*
Baca juga: Warga Galesong Takalar sangat butuh bantuan atasi abrasi
Baca juga: Abrasi di Kabupaten Takalar semakin parah
"Upaya ini dilakukan untuk mendorong kepedulian masyarakat Galesong di Takalar akan pentingnya menanam pohon. Kami memfasilitasi mereka dengan menyiapkan ratusan bibit pohon agar ditanam pada beberapa titik yang terkena abrasi," ujar Ketua Umum HMPS-PTP FT UNM, Muh Akbar di Makassar, Selasa.
Menurut dia, sejauh ini bencana abrasi sepanjang dua tahun terakhir terdampak pada hampir semua bagian di pesisir pantai Galesong. Bahkan beberapa rumah warga yang bermukim di pesisir pantai rusak disapu abrasi karena kurangnya pohon sebagai penahan ombak.
Pihaknya pun mengapresiasi Pemerintah setempat, beserta masyarakat Desa Boddia Galesong yang secara aktif bekerja sama terlibat dalam penanaman bibit pohon di sekitar pantai Boddia.
Baca juga: Plt Gubernur Sulsel tinjau abrasi di Takalar
Baca juga: Wagub dorong percepatan pembangunan pengaman abrasi pantai Takalar
"Semoga apa yang ditanam akan dituai nantinya di kemudian hari. Untuk semua masyarakat dan semua golongan, mari bersama menjaga dan merawat hutan kita, demi mencegah terjadinya bencana," papar Akbar.
Selain menyebar bibit pohon kepada masyarakat, pihaknya juga membagikan bibit tanaman buah sebagai ajakan bagi warga setempat ikut menanamkan pohon agar bisa dinikmati baik dalam jangka pendek dan jangka panjang.
"Kami melihat, usaha yang lakukan ini, dinilai berhasil. Bila dilihat dari aktivitas warga pada saat pelaksanaan program penanaman pohon, mereka sangat antusias. Masyarakat dan pemerintah di sana sangat mendukung program penanaman pohon," ucapnya.
Menurut Akbar, merefleksikan kejadian bencana banjir dan tanah longsor belakang ini terjadi bukan hanya di Sulsel tapi hampir semua daerah di Indonesia, kata dia, disebabkan menipisnya daerah resapan air termasuk minimnya Ruang Terbuka Hijau atau RTH serta kerusakan hutan hingga abrasi pantai
Maka dari itu, diperlukan kesadaran dari semua lapisan masyarakat untuk tetap menjaga hutan dan lingkungan. Walaupun, kondisi saat ini Indonesia tidak hanya dilanda bencana alam maupun non alam yakni COVID-19.
Melalui momen Gerakan Penanaman Sejuta Pohon, ia mengajak semua pihak untuk selalu memelihara lingkungan, salah satu upayanya ikut menanam pohon minimal satu bibit pohon per orang.
"Sebagai generasi muda, seharusnya kita memahamkan masyarakat dengan mengubah pemikiran mereka akan pentingnya sebatang pohon," katanya.
Karena sebatang pohon yang ditanam hari ini akan dirasakan kebaikannya dalam beberapa tahun ke depan. "Sebab, sebatang pohon yang ditebang liar hari ini akan menjadi masalah di kemudian hari," ungkapnya.*
Baca juga: Warga Galesong Takalar sangat butuh bantuan atasi abrasi
Baca juga: Abrasi di Kabupaten Takalar semakin parah
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: