"Dari total 588.114 anak itu kita targetkan akhir Maret sudah tuntas vaksinasinya sampai 70 persen," kata Asisten III Setda Pemerintah Provinsi NTB, dr Nurhandini Eka Dewi di Mataram, Selasa.
Ia menjelaskan untuk mengejar target itu, jumlah anak usia 6-11 tahun yang harus diberi vaksin dalam sehari mencapai 9.000 orang.
"Jadi kalau vaksin dosis pertama kita targetkan bulan Januari maka vaksin dosis keduanya bulan Februari atau awal Maret, sehingga hitungannya itu 9.000 orang per hari kita harus lakukan vaksinasi," ujarnya.
Baca juga: Target harian vaksinasi anak usia 6-11 tahun terkendala pasokan
Baca juga: Sandiaga Uno berharap mobil vaksin GEBER bisa pulihkan ekonomi NTB
Dokter Eka menyebutkan, dari lima kabupaten dan kota yang sudah memulai kegiatan vaksinasi dosis pertama capaian tertinggi ada di Kabupaten Lombok Barat dengan 49,85 persen, disusul Kabupaten Sumbawa Barat 41,97 persen.
Selanjutnya, Kabupaten Lombok Utara 22,63 persen, Kota Mataram 18,23 persen. Sedangkan, Kabupaten Lombok Tengah meski lebih awal melakukan vaksinasi, namun capaian vaksinasinya baru 15,88 persen.
"Khusus untuk Lombok Tengah ini lebih awal vaksinasinya tetapi angkanya masih rendah. Justru Kota Mataram yang baru mulai tinggi vaksinasinya. Cuma kita belum tahu kendalanya dimana untuk Lombok Tengah," terang mantan Kepala Dinas Kesehatan NTB ini.
Baca juga: Polda NTB targetkan kekebalan kelompok dua kabupaten segera tercapai
Dokter Eka menyebutkan, dari lima kabupaten dan kota yang sudah memulai kegiatan vaksinasi dosis pertama capaian tertinggi ada di Kabupaten Lombok Barat dengan 49,85 persen, disusul Kabupaten Sumbawa Barat 41,97 persen.
Selanjutnya, Kabupaten Lombok Utara 22,63 persen, Kota Mataram 18,23 persen. Sedangkan, Kabupaten Lombok Tengah meski lebih awal melakukan vaksinasi, namun capaian vaksinasinya baru 15,88 persen.
"Khusus untuk Lombok Tengah ini lebih awal vaksinasinya tetapi angkanya masih rendah. Justru Kota Mataram yang baru mulai tinggi vaksinasinya. Cuma kita belum tahu kendalanya dimana untuk Lombok Tengah," terang mantan Kepala Dinas Kesehatan NTB ini.
Baca juga: Polda NTB targetkan kekebalan kelompok dua kabupaten segera tercapai
Baca juga: Kapolri minta Pemprov NTB mempercepat vaksinasi nasional
Lebih lanjut, dr Eka tidak memungkiri terdapat sejumlah kendala yang saat ini dihadapi petugas di lapangan melakukan vaksinasi anak, salah satunya banyak orang tua tidak mau anaknya divaksin.
Padahal, di masa pandemi seperti saat ini diperlukan perlindungan untuk anak-anak. Karena merekalah yang paling rentan terdampak penyakit sebab tingkat kekebalan tubuh anak tidak seperti orang dewasa.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada para orang tua mengizinkan anaknya untuk divaksin sehingga bisa memberikan perlindungan dan kesehatan terhadap anak.
"Kepada orang tua, kalau anaknya ingin berkehidupan seperti sebelum pandemi dan memberikan perlindungan, pilihannya anak itu harus divaksin. Karena kita tidak punya banyak pilihan selain divaksin," katanya.
Baca juga: Dinkes Mataram sosialisasi layanan vaksinasi COVID-19 penguat
Baca juga: RSUD: Vaksin kosong jadi kendala percepatan vaksinasi usia 6-11 tahunLebih lanjut, dr Eka tidak memungkiri terdapat sejumlah kendala yang saat ini dihadapi petugas di lapangan melakukan vaksinasi anak, salah satunya banyak orang tua tidak mau anaknya divaksin.
Padahal, di masa pandemi seperti saat ini diperlukan perlindungan untuk anak-anak. Karena merekalah yang paling rentan terdampak penyakit sebab tingkat kekebalan tubuh anak tidak seperti orang dewasa.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada para orang tua mengizinkan anaknya untuk divaksin sehingga bisa memberikan perlindungan dan kesehatan terhadap anak.
"Kepada orang tua, kalau anaknya ingin berkehidupan seperti sebelum pandemi dan memberikan perlindungan, pilihannya anak itu harus divaksin. Karena kita tidak punya banyak pilihan selain divaksin," katanya.
Baca juga: Dinkes Mataram sosialisasi layanan vaksinasi COVID-19 penguat