Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani mengingatkan pemerintah untuk mengintervensi harga sejumlah komoditas pangan yang tinggi karena bisa berdampak pada pemenuhan gizi masyarakat.
"Jika bahan-bahan pokok terus mengalami kenaikan dan tidak bisa dikendalikan, maka yang paling terdampak adalah masyarakat menengah ke bawah. Masyarakat akan kesulitan menjangkau bahan pokok bergizi yang bisa memicu semakin parahnya kondisi stunting di Indonesia," kata Netty dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Netty mengatakan tingginya harga pangan dikhawatirkan akan memberatkan masyarakat untuk mendapatkan akses pangan bergizi sehingga angka stunting atau balita kekurangan gizi kronis bisa bertambah.
"Tahun 2021 saja angka stunting kita masih 24,4 persen yang berarti masih di atas ambang batas ketetapan WHO," Netty.
Netty mencontohkan telur yang dikonsumsi masyarakat sebagai sumber protein sekarang harganya sangat mahal di pasaran. Padahal telur merupakan sumber protein yang seharusnya bisa dijangkau masyarakat.
"Jika telur saja sudah mahal, maka bagaimana lagi caranya masyarakat menengah ke bawah memenuhi kebutuhan protein keluarga? Ayam, ikan atau bahkan daging tentunya jauh lebih mahal lagi harganya," katanya.
Berdasarkan laporan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) pada akhir Desember 2021 terjadi kenaikan bahan pokok paling tinggi pada telur ayam ras segar yang dibanderol Rp30.300 per kilogram.
"Kenaikan demi kenaikan harga bahan pokok ini juga sangat kontras dengan minimnya kenaikan upah minimum provinsi (UMP). Upah minimum tahun 2022 hanya naik sebesar 1,09 persen. Bahkan ada daerah yang UMP-nya hanya naik Rp14 ribu dibandingkan tahun sebelumnya," kata legislator dapil Jawa Barat VIII itu.
Netty juga menyoroti aksi pemerintah yang menggelar operasi pasar guna membuat harga bahan pokok lebih stabil.
"Saya kira operasi pasar saja tidak akan cukup dalam menstabilkan harga bahan pokok. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah pencegahan terutama dengan memastikan keamanan suplai. Jangan hanya sekadar menggelar operasi pasar yang setelah itu tidak ada tindak lanjutnya lagi," kata Netty.
Baca juga: DPRD DKI panggil SKPD dan BUMD pangan bahas kenaikan sejumlah sembako
Baca juga: Kementan catat harga cabai, minyak goreng dan telur masih tinggi
Baca juga: Ketua DPR minta pemerintah atasi lonjakan harga pangan
Legislator minta pemerintah segera intervensi pasar komoditas pangan
11 Januari 2022 17:30 WIB
Ilustrasi - Aktivitas pedagang di Pasar Kebon Roek Ampenan, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Nirkomala.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: