"Kami optimistis akhir bulan ini bisa mencapai target. Apalagi, stok vaksin tersedia cukup," kata Bupati Kudus Hartopo saat meninjau vaksinasi anak di SDN 2 Bacin, Kecamatan Bae, Kudus, Selasa.
Sebelumnya, kata dia, Kabupaten Kudus mendapatkan alokasi vaksin 80.000 dosis, sekarang mendapatkan tambahan lagi sebanyak 55.000 dosis. Untuk vaksin yang kedaluwarsa tanggal 13 Januari 2021 masih tersisa 56 vial atau 560 dosis dan target hari ini (11/1) bisa disuntikkan semuanya.
Ia memastikan cakupan vaksinasinya akan bertambah dari hari ke hari, mengingat vaksinasi anak terus dilakukan secara keliling dari sekolah ke sekolah.
"Kami genjot terus agar capaiannya bisa lebih maksimal lagi. Target akhir Januari 2021 capai 100 persen," ujarnya.
Baca juga: Kudus kembalikan 3.550 dosis vaksin karena mendekati kedaluwarsa
Baca juga: Pemadaman listrik dan semi "lockdown" demi kendalikan kasus COVID-19
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Andini Aridewi menyampaikan vaksinasi anak yang terus ditingkatkan tidak akan mengganggu vaksinasi terhadap kelompok sasaran yang lainnya, termasuk terhadap kelompok lanjut usia (lansia) yang jenis vaksinnya juga menggunakan Sinovac.
Terkait dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), kata dia, memang ada dua laporan dengan kategori ringan, sedangkan KIPI berat tidak ditemukan. Kasus KIPI ringan yang dilaporkan, seperti gatal-gatal di seputaran area penyuntikan vaksin.
Agar tidak terjadi kejadian ikutan pasca imunisasi, maka Dinkes Kudus melibatkan dokter, termasuk dokter spesialis anak sebagai konsultan sekaligus anggota Pokja KIPI Kabupaten Kudus.
Baca juga: Kudus dapat tambahan 7.000 dosis vaksin COVID-19 untuk lansia
Baca juga: Usai dosen, 1.500 mahasiswa Universitas Muria Kudus jalani vaksinasiSementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Andini Aridewi menyampaikan vaksinasi anak yang terus ditingkatkan tidak akan mengganggu vaksinasi terhadap kelompok sasaran yang lainnya, termasuk terhadap kelompok lanjut usia (lansia) yang jenis vaksinnya juga menggunakan Sinovac.
Terkait dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), kata dia, memang ada dua laporan dengan kategori ringan, sedangkan KIPI berat tidak ditemukan. Kasus KIPI ringan yang dilaporkan, seperti gatal-gatal di seputaran area penyuntikan vaksin.
Agar tidak terjadi kejadian ikutan pasca imunisasi, maka Dinkes Kudus melibatkan dokter, termasuk dokter spesialis anak sebagai konsultan sekaligus anggota Pokja KIPI Kabupaten Kudus.
Baca juga: Kudus dapat tambahan 7.000 dosis vaksin COVID-19 untuk lansia
Baca juga: RSUD Kudus tunggu pembayaran klaim layanan pasien COVID-19 Rp60 miliar