Denpasar (ANTARA) - Pasikian atau organisasi Pecalang Bali mengingatkan para yowana (generasi muda) di Pulau Dewata untuk senantiasa menaati protokol kesehatan dalam pembuatan dan pawai ogoh-ogoh menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944.

"Terlebih bapak gubernur juga telah mengeluarkan surat terkait penegasan pembuatan dan pawai ogoh-ogoh dalam menyambut Nyepi tahun ini," kata Manggala Agung (ketua) Pasikian Pecalang Bali I Made Mudra di Denpasar, Selasa.

Oleh karena dalam surat tersebut berisi perihal keamanan, katanya, maka pihaknya selaku pecalang (petugas pengamanan adat) siap memberikan pengamanan, saat nantinya yowana di desa adat hingga tingkat kabupaten/kota melakukan kegiatan pawai atau lomba.

Menurut Mudra, Gubernur Bali sudah berpikir bijaksana di masa pandemi ini dengan memberikan ruang kreativitas kepada generasi muda untuk berkesenian dengan membuat ogoh-ogoh dan telah menjadi perayaan budaya menjelang Hari Nyepi.

"Atas hal ini, kami di Pasikian Pecalang Bali tetap mengajak generasi muda atau yowana untuk ikut waspada selama berkegiatan ogoh-ogoh dengan cara menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.

Pihaknya menekankan hal tersebut agar bisa menekan sebaran COVID-19 dan jangan sampai menimbulkan klaster baru, karena pandemi ini belum usai, meskipun kondisi sudah melandai.

Agar pembuatan dan pawai ogoh-ogoh ini berjalan dengan aman di setiap desa adat di Bali, ia telah melakukan koordinasi dengan pasikian yowana kabupaten/kota se-Bali.

Sementara itu, Manggala Pasikian Yowana Kabupaten Gianyar Pande Made Widia memberikan apresiasi surat pembuatan ogoh-ogoh dari Gubernur Bali itu.

"Surat bapak gubernur seperti obat. Semenjak pandemi COVID-19 yang berlangsung hampir dua tahun ini, membuat ajang kreativitas yowana dalam pembuatan ogoh-ogoh sempat ditiadakan," ujarnya.

Namun, kata dia, kini keluar kebijakan yang mengapresiasi kreativitas seni generasi muda dan ini telah menjawab kerinduan generasi muda untuk berkreasi kembali membuat ogoh-ogoh sebagai upaya pelestarian seni dan budaya Bali.

Seniman muda dari Desa Tegalalang, Kabupaten Gianyar ini kemudian mengajak kepada seluruh yowana (generasi muda) di desa adat agar membuat ogoh-ogoh yang ramah lingkungan dan memiliki nilai-nilai kebudayaan Bali.

"Sudah saatnya kita berkreativitas membuat ogoh-ogoh tanpa menyakiti alam semesta dengan cara menjaga lingkungan," ucapnya.

Widia mengajak para pemuda di desa adat untuk ikut serta menjalankan amanat pemerintah, yakni tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dalam pelaksanaan pawai ogoh-ogoh.

"Pawai ini jangan sampai menambah kasus COVID-19 di Bali, karena saat ini pandemi sudah melandai," ucapnya.