HSBC: Ekonomi digital Indonesia dapat meningkat hingga lima kali lipat
11 Januari 2022 15:16 WIB
Tangkapan layar Chief Investment Officer Sutheast Asia HSBC James Cheo dalam media briefing, Selasa (11/12/2022). (ANTARA/Sanya Dinda)
Jakarta (ANTARA) - Chief Investment Officer Sutheast Asia HSBC James Cheo memperkirakan ekonomi digital Indonesia akan tumbuh tiga hingga lima kali lipat dalam lima tahun ke depan dengan nilai mencapai 350 miliar dolar AS.
"Tentu saja seluruh start up perusahaan teknologi akan mendapatkan keuntungan dari tren ini karena Indonesia memiliki populasi yang besar, pendapatan per kapita yang terus tumbuh, dan demokrasi yang baik," kata James dalam media briefing daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Baca juga: HSBC proyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen di 2022
Pertumbuhan ekonomi digital ini juga didorong oleh pandemi COVID-19. Untuk mengatasi pandemi, pemerintah sempat membatasi pertemuan fisik masyarakat sehingga banyak aktivitas yang beralih dilakukan melalui ruang-ruang virtual.
"Pandemi juga membuat masyarakat mengeluarkan banyak uang atau mengonsumsi di platform-platform digital ini," kata James.
Namun demikian, selain perekonomian digital, pada 2022 dengan perekonomian yang diperkirakan akan tumbuh 5,1 persen year on year, sektor perekonomian yang lain juga akan diuntungkan.
"Tidak bisa diabaikan bahwa perekonomian Indonesia yang berkaitan dengan konsumer, seperti di investasi infrastruktur, keseluruhannya akan diuntungkan tahun ini. Apalagi COVID-19 dapat ditangani," ucapnya.
Baca juga: Ekonom CORE sebut diperlukan strategi agar dampak digitalisasi merata
Karena itu jika akan berinvestasi di Indonesia menurutnya investor juga bisa mempertimbangkan sektor lain di luar sektor teknologi.
Namun demikian pertumbuhan Indonesia yang beriringan dengan pertumbuhan perusahaan teknologi diharapkan dapat mempercepat penciptaan ekosistem digital.
"Ada kepercayaan Indonesia akan bullish dan kami harap, dengan pertumbuhan perusahaan teknologi, dengan perubahan cara kerja orang-orang, dapat menciptakan ekosistem ekonomi baru dengan perekonomian digital," ucapnya.
"Tentu saja seluruh start up perusahaan teknologi akan mendapatkan keuntungan dari tren ini karena Indonesia memiliki populasi yang besar, pendapatan per kapita yang terus tumbuh, dan demokrasi yang baik," kata James dalam media briefing daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Baca juga: HSBC proyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen di 2022
Pertumbuhan ekonomi digital ini juga didorong oleh pandemi COVID-19. Untuk mengatasi pandemi, pemerintah sempat membatasi pertemuan fisik masyarakat sehingga banyak aktivitas yang beralih dilakukan melalui ruang-ruang virtual.
"Pandemi juga membuat masyarakat mengeluarkan banyak uang atau mengonsumsi di platform-platform digital ini," kata James.
Namun demikian, selain perekonomian digital, pada 2022 dengan perekonomian yang diperkirakan akan tumbuh 5,1 persen year on year, sektor perekonomian yang lain juga akan diuntungkan.
"Tidak bisa diabaikan bahwa perekonomian Indonesia yang berkaitan dengan konsumer, seperti di investasi infrastruktur, keseluruhannya akan diuntungkan tahun ini. Apalagi COVID-19 dapat ditangani," ucapnya.
Baca juga: Ekonom CORE sebut diperlukan strategi agar dampak digitalisasi merata
Karena itu jika akan berinvestasi di Indonesia menurutnya investor juga bisa mempertimbangkan sektor lain di luar sektor teknologi.
Namun demikian pertumbuhan Indonesia yang beriringan dengan pertumbuhan perusahaan teknologi diharapkan dapat mempercepat penciptaan ekosistem digital.
"Ada kepercayaan Indonesia akan bullish dan kami harap, dengan pertumbuhan perusahaan teknologi, dengan perubahan cara kerja orang-orang, dapat menciptakan ekosistem ekonomi baru dengan perekonomian digital," ucapnya.
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: