Palembang (ANTARA News) - Pihak Pertamina hingga kini belum mengetahui berapa besar kenaikan harga elpiji begitu pula kapan dilaksanakan, karena masih pemerintah yang menentukan kebijakan tersebut.

Asisten Manager External Relation PT Pertamina (Persero) Pemasaran BBM Retail Region II, Roberth MV menyampaikan itu ketika ditanya mengenai kepastian kenaikan gas elpiji, di Palembang, Sabtu.

Menurut dia, mengenai berapa besar kenaikan harga elpiji dan kapan dilaksanakan, masih pemerintah yang menentukan.

"Untuk kenaikan harga elpiji sudah diusulkan, walaupun secara hitungan matematika harga elpiji sekarang ada di Rp5.950 per kilogram," katanya.

Ia mengatakan, secara hitungan matematika kalau mau tidak mencari untung yang penting modal kembali saja Rp8.000-Rp9.000 per kilogram atau harganya hampir sama dengan minyak tanah non subsidi.

Berbicara mengenai kenaikan maka kembali ke masalah kebijakan dan pihaknya sudah mengusulkan kelihatannya dari pemerintah tampaknya prospeknya positif, ujarnya.

Ia menuturkan, dulu mau diusulkan kenaikan, tetapi sempat dilarang tidak boleh menaikkan dan ternyata kerugian yang diderita Pertamina tahun 2010 dari elpiji saja Rp7 triliunan.

Berkaitan itu, mungkin ada pertimbangan lain sedikit kenaikan, paparnya.

Gas elpiji yang diusulkan kenaikkannya itu isi mulai 12 kilogram, sedangkan tabung isi tiga kilogram disubsidi Pemerintah harganya tetap Rp4.500 per kilogram.

Jika melihat respon dari Pemerintah kelihatannya tidak ada masalah, hanya naiknya berapa, mulai kapan kenaikkannya masih pemerintah yang menentukan, demikian Roberth.

(T.KR-SUS) (ANTARA)