Bandung (ANTARA) - Mahasiswa Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati-Sains (SITH-S) Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil mengembangkan hand sanitizer organik bernama Eco-Tizer yang berbahan dasar limbah hasil tani.

Pengembang produk hand sanitizer organik yang dipimpin oleh mahasiswa Afina Naufal Nur Islami (BM’20) dalam siaran pers Humas ITB, Selasa, menuturkan pengembangan produk ini dilakukan di Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Pembuatan Eco-Tizer itu erupakan hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat mahasiswa pada 6 hingga 14 November 2021.

Baca juga: Dr. Bronner's luncurkan hand sanitizer organik diklaim aman bagi kulit

Mahasiswa yang terdiri dari jurusan mikrobiologi dan biologi ini juga mengedukasi masyarakat akan bahayanya pandemi COVID-19 dan pentingnya menjaga kebersihan saat ini.

Selain mengedukasi, kata Afina, masyarakat tentang bahaya pandemi, mereka juga membimbing warga desa untuk bisa membuat penyanitasi berbahan organik yang berasal dari sisa panen mereka.

Baca juga: Cerdas memilih hand sanitizer yang tepat

Kegiatan ini dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan dan seluruh tim juga sudah melakukan tes swab sebelum pergi ke desa.

Kegiatan ini diawali dengan pembuatan eco-enzyme selama delapan hingga 10 hari dan eco-enzyme ini berasal dari limbah tani warga berupa selada yang sudah jatuh bagian luarnya.

Setelah eco-enzyme selesai dibuat, kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan hand sanitizer berbasis eco-enzyme.

Baca juga: Cara jaga kebersihan tangan tanpa korbankan kelembapan kulit

"Dengan program ini, diharapkan masyarakat dapat meneruskan pembuatan hand sanitizer berbasis eco-enzyme untuk mengatasi beberapa permasalahan yang ada secara berkelanjutan," kata dia.

Dalam kegiatan ini pula, masyarakat akan mendapatkan prototipe hand sanitizer berbasis eco-enzyme yang telah dibuat sebelumnya.

Setelah Eco-Tizer ini berhasil dibuat, kata Afina tim yang dipimpin olehnya ini berencana melakukan uji anti-mikroba dengan mikroba uji Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Candida albicans.

“Ke depannya semoga Eco-Tizer ini bisa dikembangkan menjadi produk komersil,” ujar Afina.

Sebelumnya kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka program pengabdian masyarakat untuk Mahasiswa yang berada di bawah naungan Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITB.

Acara pengabdian ini berjalan dengan baik berkat dukungan Ditmawa serta warga yang antusias mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir.

“Harapannya Eco-Tizer ini bisa berperan menjadi produk lokal yang bermanfaat bagi banyak orang,” kata Afina.