Tokyo (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan Indonesia bisa menjalin kerja sama dengan Jepang, terutama untuk memberikan manfaat dalam bidang lingkungan hidup dan energi.

"Kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang harus memberikan kontribusi dan menyelesaikan masalah lingkungan hidup serta ancaman kelangkaan energi," kata Presiden Yudhoyono saat memberikan kuliah umum di National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS) Tokyo, Jepang, Jumat.

Menurut Yudhoyono, Indonesia adalah negara yang kaya mineral. Untuk itu, Indonesia harus mengembangkan teknologi ramah lingkungan untuk bisa menjadi pemain utama dalam isu lingkungan hidup.

Indonesia selalu konsisten dengan hasil KTT G-20 di Pittsburgh, antara lain dengan mematok target penurunan emisi gas sebanyak 26 persen.

Sementara itu, kata Presiden Yudhoyono, Jepang telah berhasil mengelola sumber mineral tanpa mengurangi daya saing produk industri. Pada saat yang sama, Jepang mengutamakan konsep perekonomian ramah lingkungan dengan mengembangkan sumber energi terbarukan.

"Berdampingan dengan Jepang, Indonesia lebih percaya diri dalam mencapai target pengurangan emisi gas," kata Yudhoyono.

Kepala Negara juga menekankan pentingnya kerja sama untuk meningkatkan inovasi di sektor energi. Kedua negara perlu berupaya untuk mengurangi penggunaan energi fosil dan menggantinya secara bertahap dengan sumber-sumber energi terbarukan, seperti biofuel, panas bumi, solar, dan angin.

Pada kesempatan yang sama, Yudhoyono juga menyinggung tentang kerja sama penanggulangan bencana. Menurut dia, kedua negara memiliki kesamaan ciri-ciri geografis, terutama jalur gunung berapi. Hal itu membuat kedua negara sering mengalami bencana alam, seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami.

Kuliah umum yang disampaikan oleh Presiden Yudhoyono itu disimak oleh sekitar 300 undangan yang terdiri atas politisi, akademisi, pebisnis, dan masyarakat Jepang.

Kuliah umum itu adalah salah satu agenda kegiatan presiden selama kunjungan kenegaraan di Jepang.

Selama di Jepang, Presiden juga menyampaikan surat anak-anak Aceh kepada anak-anak Jepang korban bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda negara itu pada Maret 2011.

Kepala Negara juga mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Naoto Kan serta serangkaian pertemuan lain.

Presiden dan rombongan juga mengunjungi salah satu pusat penampungan korban gempa bumi dan tsunami di kawasan yang paling hebat terpukul bencana di Jepang.(*)
(G003*F008)