"Dari 414 orang yang dirawat karena Omicron, 114 orang atau sekitar 26 persen sudah sembuh, termasuk dua orang yang masuk kategori sedang dan membutuhkan perawatan oksigen sehingga mereka bisa kembali ke rumah," ujar Menkes Budi dalam konferensi pers "Evaluasi PPKM" yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Ia menyimpulkan, meski transmisi varian Omicron cepat, tetapi tingkat keparahannya relatif lebih ringan.
Menkes mengakui, kenaikan transmisi varian Omicron akan memicu gelombang kasus yang jauh lebih tinggi dibandingkan Delta, tetapi jumlah yang dirawat jauh lebih sedikit. Sehingga masyarakat diminta untuk tidak panik.
"Kita akan menghadapi gelombang dari Omicron ini, tidak usah panik, kita sudah mempersiapkan diri dengan baik dan pengalaman menunjukkan bahwa walaupun naiknya cepat tapi gelombang Omicron ini juga turunnya pun cepat," paparnya.
Menurutnya, melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat, disiplin melakukan surveilans, dan mempercepat vaksinasi merupakan faktor penting.
Baca juga: Menko Luhut minta masyarakat tahan diri untuk tidak ke luar negeri
Baca juga: Pemerintah tetap siapkan berbagai kegiatan internasional meski omicron
Dalam kesempatan itu, Menkes memaparkan beberapa strategi dalam menghadapi varian Omicron, salah satunya yakni dengan menggeser layanan kesehatan dari sebelumnya fokus ke rumah sakit menjadi ke rumah.
Ia mengemukakan, Kementerian Kesehatan sudah melakukan penelitian untuk 414 pasien Omicron di Indonesia.
Ia mengatakan, pemerintah sudah bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memastikan agar orang yang harus dirawat di rumah tetap bisa mendapatkan akses untuk konsultasi kedokteran dan obat.
Baca juga: Empat pasien Omicron di Bandung masih satu keluarga
Baca juga: Indef: Dana PEN kesehatan perlu diperkuat guna tangkal dampak Omicron