IHSG ditutup melemah, tertekan saham sektor teknologi
10 Januari 2022 16:50 WIB
Warga menunjuk indeks harga saham gabungan IHSG di Depok, Jawa Barat, Kamis (30/12/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup melemah tertekan saham-saham dari sektor teknologi.
IHSG ditutup melemah 10,19 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.691,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 5,68 poin atau 0,6 persen ke posisi 944,18.
"IHSG bergerak fluktuatif dan bursa regional Asia bergerak mixed. Hal ini seiring sikap pelaku pasar terhadap rujukan data inflasi Amerika Serikat yang akan memberikan petunjuk bagi The Fed terkait kebijakan moneter yang akomodatif dalam mengendalikan inflasi, sehingga akan membuka peluang kenaikan suku bunga," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Senin.
Selanjutnya, pelaku pasar juga dicemaskan dengan kondisi kasus COVID-19 khususnya varian Omicron yang terus meninggi di dunia. Kondisi itu tentunya akan menjadi ancaman yang berpotensi memunculkan gelombang baru, sehingga dapat menghambat proses pemulihan ekonomi global.
Dari dalam negeri, terjadi penambahan 529 kasus baru yang terinfeksi COVID-19 di Indonesia pada Minggu (9/1/2022) sehingga total kasus positif menjadi 4,27 juta kasus. Hal itu juga dinilai menjadi kekhawatiran pasar dan mendorong pemerintah untuk mencegah agar tidak muncul gelombang baru.
Dibuka melemah, IHSG sempat bergerak variatif sebelum nyaman bergerak di zona hijau hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih terus berada di teritori positif namun melemah jelang penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 3,52 persen, diikuti sektor barang konsumen nonprimer dan sektor perindustrian masing-masing minus 1,29 persen dan minus 0,83 persen.
Sedangkan lima sektor meningkat dimana sektor kesehatan naik paling tinggi yaitu 1,78 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor properti dan real estat masing-masing 1,12 persen dan 0,19 persen.
Penutupan IHSG diiringi aksi beli saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy di seluruh pasar sebesar Rp249,45 miliar. Sedangkan, di pasar reguler tercatat aksi beli asing dengan jumlah beli bersih Rp339,12 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.337.913 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 19,14 miliar lembar saham senilai Rp10,36 triliun. Sebanyak 216 saham naik, 327 saham menurun, dan 140 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Hang Seng naik 253,16 poin atau 1,08 persen ke 23.746,54, indeks Shanghai menguat 13,98 poin atau 0,39 persen ke 3.593,52, dan indeks Straits Times meningkat 21,5 atau 0,67 persen ke 3.226,76.
Baca juga: Saham China berakhir naik, hentikan kerugian 4 hari beruntun
Baca juga: Saham Australia ditutup turun, tertekan kekhawatiran lonjakan Omicron
Baca juga: IHSG diperkirakan melemah ikuti koreksi indeks saham Wall Street
IHSG ditutup melemah 10,19 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.691,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 5,68 poin atau 0,6 persen ke posisi 944,18.
"IHSG bergerak fluktuatif dan bursa regional Asia bergerak mixed. Hal ini seiring sikap pelaku pasar terhadap rujukan data inflasi Amerika Serikat yang akan memberikan petunjuk bagi The Fed terkait kebijakan moneter yang akomodatif dalam mengendalikan inflasi, sehingga akan membuka peluang kenaikan suku bunga," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Senin.
Selanjutnya, pelaku pasar juga dicemaskan dengan kondisi kasus COVID-19 khususnya varian Omicron yang terus meninggi di dunia. Kondisi itu tentunya akan menjadi ancaman yang berpotensi memunculkan gelombang baru, sehingga dapat menghambat proses pemulihan ekonomi global.
Dari dalam negeri, terjadi penambahan 529 kasus baru yang terinfeksi COVID-19 di Indonesia pada Minggu (9/1/2022) sehingga total kasus positif menjadi 4,27 juta kasus. Hal itu juga dinilai menjadi kekhawatiran pasar dan mendorong pemerintah untuk mencegah agar tidak muncul gelombang baru.
Dibuka melemah, IHSG sempat bergerak variatif sebelum nyaman bergerak di zona hijau hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih terus berada di teritori positif namun melemah jelang penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 3,52 persen, diikuti sektor barang konsumen nonprimer dan sektor perindustrian masing-masing minus 1,29 persen dan minus 0,83 persen.
Sedangkan lima sektor meningkat dimana sektor kesehatan naik paling tinggi yaitu 1,78 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor properti dan real estat masing-masing 1,12 persen dan 0,19 persen.
Penutupan IHSG diiringi aksi beli saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy di seluruh pasar sebesar Rp249,45 miliar. Sedangkan, di pasar reguler tercatat aksi beli asing dengan jumlah beli bersih Rp339,12 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.337.913 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 19,14 miliar lembar saham senilai Rp10,36 triliun. Sebanyak 216 saham naik, 327 saham menurun, dan 140 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Hang Seng naik 253,16 poin atau 1,08 persen ke 23.746,54, indeks Shanghai menguat 13,98 poin atau 0,39 persen ke 3.593,52, dan indeks Straits Times meningkat 21,5 atau 0,67 persen ke 3.226,76.
Baca juga: Saham China berakhir naik, hentikan kerugian 4 hari beruntun
Baca juga: Saham Australia ditutup turun, tertekan kekhawatiran lonjakan Omicron
Baca juga: IHSG diperkirakan melemah ikuti koreksi indeks saham Wall Street
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: