Saham Korsel jatuh, investor bersiap untuk langkah Fed yang "hawkish"
10 Januari 2022 11:12 WIB
Arsip foto - Seorang jurnalis berjalan melewati papan elektronik Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) di Bursa Korea (KRX) di Seoul, Korea Selatan, (20/1/2016). ANTARA/REUTERS /Kim Hong-Ji/am.
Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan jatuh pada perdagangan sesi pagi Senin, karena investor bersiap untuk kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat dari perkiraan, sebuah proyeksi yang mengguncang pasar obligasi, sementara mata uang won menguat dan imbal hasil obligasi naik.
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) merosot 32,35 poin atau 1,09 persen, menjadi diperdagangkan di 2.922,54 poin pada pukul 02.57 GMT.
Ketidakpastian seputar pengetatan kebijakan moneter AS merusak sentimen di pasar saham di seluruh dunia, kata Kim Se-hun, seorang analis di Kiwoom Securities.
Di antara saham-saham kelas berat, raksasa teknologi Samsung Electronics melemah 0,51 persen dan rekannya SK Hynix terpuruk 2,76 persen, sementara LG Chem jatuh 2,09 persen dan Naver kehilangan 1,63 persen.
Baca juga: Saham Korsel "rebound", setelah Samsung Electronics angkat sektor chip
Pasar kerja yang "sangat ketat" dan inflasi yang tidak mereda mungkin mengharuskan Federal Reserve menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan dan mulai mengurangi kepemilikan aset secara keseluruhan sebagai rem kedua pada ekonomi, kata pembuat kebijakan bank sentral AS dalam pertemuan mereka bulan lalu.
Investor asing adalah penjual bersih saham senilai 83,7 miliar won (69,72 juta dolar AS) di papan utama.
Won dikutip pada 1.200,9 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, menguat 0,05 persen dari akhir pekan lalu.
Baca juga: Pasar saham Asia dibuka melemah, investor tunggu data inflasi AS
Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.200,6 per dolar, turun 0,2 persen, sementara dalam perdagangan non-deliverable forward, kontrak satu bulannya dikutip pada 1.200,8.
Di pasar uang dan utang, kontrak berjangka Maret pada obligasi pemerintah tiga tahun turun 0,03 poin menjadi 108,17.
Imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid naik 5,9 basis poin menjadi 2,073 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang dijadikan acuan naik 2,9 basis poin menjadi 2,487 persen.
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) merosot 32,35 poin atau 1,09 persen, menjadi diperdagangkan di 2.922,54 poin pada pukul 02.57 GMT.
Ketidakpastian seputar pengetatan kebijakan moneter AS merusak sentimen di pasar saham di seluruh dunia, kata Kim Se-hun, seorang analis di Kiwoom Securities.
Di antara saham-saham kelas berat, raksasa teknologi Samsung Electronics melemah 0,51 persen dan rekannya SK Hynix terpuruk 2,76 persen, sementara LG Chem jatuh 2,09 persen dan Naver kehilangan 1,63 persen.
Baca juga: Saham Korsel "rebound", setelah Samsung Electronics angkat sektor chip
Pasar kerja yang "sangat ketat" dan inflasi yang tidak mereda mungkin mengharuskan Federal Reserve menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan dan mulai mengurangi kepemilikan aset secara keseluruhan sebagai rem kedua pada ekonomi, kata pembuat kebijakan bank sentral AS dalam pertemuan mereka bulan lalu.
Investor asing adalah penjual bersih saham senilai 83,7 miliar won (69,72 juta dolar AS) di papan utama.
Won dikutip pada 1.200,9 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, menguat 0,05 persen dari akhir pekan lalu.
Baca juga: Pasar saham Asia dibuka melemah, investor tunggu data inflasi AS
Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.200,6 per dolar, turun 0,2 persen, sementara dalam perdagangan non-deliverable forward, kontrak satu bulannya dikutip pada 1.200,8.
Di pasar uang dan utang, kontrak berjangka Maret pada obligasi pemerintah tiga tahun turun 0,03 poin menjadi 108,17.
Imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid naik 5,9 basis poin menjadi 2,073 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang dijadikan acuan naik 2,9 basis poin menjadi 2,487 persen.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: