Gubernur Jawa Tengah resmikan Borobudur Edupark
9 Januari 2022 20:30 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menandatangani batu prasasti pada peresmian Borobudur Edupark di Kabupaten Magelang, Minggu (9/1/2022) ANTARA/Heru Suyitno.
Magelang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meresmikan Borobudur Edupark di Jalan Magelang-Yogyakarta sebagai wahana orang belajar kemudian memahami dan mengerti tentang Candi Borobudur.
Ganjar di Magelang, Minggu, mengatakan dengan wahana ini orang ke Borobudur tidak hanya ke candinya saja, tetapi akan datang ke Borobudur Edupark terus, menginap di Balkondes menikmati seni, tarian, dan produk-produk dari warga sekitar Borobudur.
"Dengan demikian Borobudur dan sekitarnya ini akan mendorong orang untuk hadir karena dia ingin senang, bahagia, ingin harmoni itu tercipta dan mudah-mudahan Borobudur Edupark ini bagian dari kontribusi untuk menciptakan harmoni itu," katanya.
Ia menyampaikan Borobudur Edupark milik seniman Nyoman Alim Musthapa ini sebenarnya menyajikan sebuah cerita di balik karya-karyanya dari satu sisi saja seninya bagaimana memahat, memilih batu, membentuk dan sebagainya orang akan bisa belajar di sini.
"Wisatawan bisa memahat, merasakan prakteknya, sehingga ada transfer teknologi dan di sini karya seninya bukan hanya dari batu sehingga orang akan bisa membandingkannya. Orang ke sini akan mendapat penjelasan detail bagaimana struktur konstruksi dari Candi Borobudur, bagaimana batu itu terkait dan seterusnya," katanya.
Nyoman Alim Musthapa mengatakan sejak Candi Borobudur selesai dibangun tidak ada orang menginspirasi untuk membuat dan seterusnya.
"Akhirnya saya mencoba membuat edupark ini. Kebetulan ini berkesinambungan dengan PT Taman wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) sebagai pengelola Taman Wisata Candi Borobudur maka kami kerja sama dengan PT TWC supaya wisatawan yang tidak bisa naik ke Candi Borobudur bisa menikmatinya di sini," katanya.
Ia menuturkan edukasi yang ditawarkan di Borobudur Edupark, antara lain membuat karya sendiri atau diajarkan, baik dari batu, tanah liat, semen, dan sebagainya.
"Jati tujuan kami supaya mereka benar-benar mengerti, bagaimana seseorang itu bisa pintar kalau dia tidak pernah melihat cara-cara pemahatannya, di sini dapat ditunjukkan betapa susahnya misalnya membuat Candi Borobudur dengan 3.000 lebih relief itu, bagaimana memahatnya, dan alat apa yang digunakan," katanya.
Borobudur Edupark dengan luas lahan 2,5 hektare ini, antara lain berisi patung-patung monumen yang pernah dibuat Nyoman di seluruh Indonesia, antara lain Patung Soedirman, Soekarno, dan Pangeran Diponegoro serta sejumlah patung hasil karya di beberapa negara termasuk miniatur Angkor Wat.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT TWC Hetty Herawati mengatakan keberadaan Candi Borobudur memberikan banyak inspirasi dalam pengembangan pariwisata kawasan penyangga di Kabupaten Magelang.
"Salah satunya Borobudur Edupark, yakni sebuah destinasi yang menitikberatkan pada wisata edukasi dan memiliki korelasi dengan Candi Borobudur yang dikemas secara natural dengan konsep outdoor garden. Unsur pemberdayaan masyarakat sekitar guna meningkatkan perekonomian wisata di kawasan Borobudur juga menjadi fokus penting," katanya.
Ia menyampaikan Borobudur Edupark diinisiasi oleh PT TWC bersinergi dengan manajemen PT Nakula Sadewa Design Art dan komunitas pecinta Borobudur untuk melakukan konektivitas destinasi-destinasi di kawasan Candi Borobudur dan Kabupaten Magelang.
Menurut dia, Borobudur Edupark ini memberikan pengalaman baru kepada wisatawan. Potensi yang kuat di bidang edukasi dan atraksi serta lokasi strategis pada jalur utama menuju Candi Borobudur menjadi alasan terciptanya Borobudur Edupark ini.
Ia menyebutkan tujuan dari Borobudur Edupark ini sebagai pusat informasi dan edukasi wisatawan sebelum memasuki kawasan wisata Borobudur, meningkatkan kesadaran pengunjung akan pentingnya kelestarian cagar budaya, memperkenalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam relief Candi Borobudur, dan memperkenalkan karya seni yang terinspirasi dari Candi Borobudur.
Baca juga: Pengelola Borobudur belum targetkan jumlah kunjungan wisata 2022
Baca juga: Penginapan di Kampung Homestay Borobudur penuh malam tahun baru
Baca juga: Borobudur terima wisatawan libur Natal dengan prokes ketat
Ganjar di Magelang, Minggu, mengatakan dengan wahana ini orang ke Borobudur tidak hanya ke candinya saja, tetapi akan datang ke Borobudur Edupark terus, menginap di Balkondes menikmati seni, tarian, dan produk-produk dari warga sekitar Borobudur.
"Dengan demikian Borobudur dan sekitarnya ini akan mendorong orang untuk hadir karena dia ingin senang, bahagia, ingin harmoni itu tercipta dan mudah-mudahan Borobudur Edupark ini bagian dari kontribusi untuk menciptakan harmoni itu," katanya.
Ia menyampaikan Borobudur Edupark milik seniman Nyoman Alim Musthapa ini sebenarnya menyajikan sebuah cerita di balik karya-karyanya dari satu sisi saja seninya bagaimana memahat, memilih batu, membentuk dan sebagainya orang akan bisa belajar di sini.
"Wisatawan bisa memahat, merasakan prakteknya, sehingga ada transfer teknologi dan di sini karya seninya bukan hanya dari batu sehingga orang akan bisa membandingkannya. Orang ke sini akan mendapat penjelasan detail bagaimana struktur konstruksi dari Candi Borobudur, bagaimana batu itu terkait dan seterusnya," katanya.
Nyoman Alim Musthapa mengatakan sejak Candi Borobudur selesai dibangun tidak ada orang menginspirasi untuk membuat dan seterusnya.
"Akhirnya saya mencoba membuat edupark ini. Kebetulan ini berkesinambungan dengan PT Taman wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) sebagai pengelola Taman Wisata Candi Borobudur maka kami kerja sama dengan PT TWC supaya wisatawan yang tidak bisa naik ke Candi Borobudur bisa menikmatinya di sini," katanya.
Ia menuturkan edukasi yang ditawarkan di Borobudur Edupark, antara lain membuat karya sendiri atau diajarkan, baik dari batu, tanah liat, semen, dan sebagainya.
"Jati tujuan kami supaya mereka benar-benar mengerti, bagaimana seseorang itu bisa pintar kalau dia tidak pernah melihat cara-cara pemahatannya, di sini dapat ditunjukkan betapa susahnya misalnya membuat Candi Borobudur dengan 3.000 lebih relief itu, bagaimana memahatnya, dan alat apa yang digunakan," katanya.
Borobudur Edupark dengan luas lahan 2,5 hektare ini, antara lain berisi patung-patung monumen yang pernah dibuat Nyoman di seluruh Indonesia, antara lain Patung Soedirman, Soekarno, dan Pangeran Diponegoro serta sejumlah patung hasil karya di beberapa negara termasuk miniatur Angkor Wat.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT TWC Hetty Herawati mengatakan keberadaan Candi Borobudur memberikan banyak inspirasi dalam pengembangan pariwisata kawasan penyangga di Kabupaten Magelang.
"Salah satunya Borobudur Edupark, yakni sebuah destinasi yang menitikberatkan pada wisata edukasi dan memiliki korelasi dengan Candi Borobudur yang dikemas secara natural dengan konsep outdoor garden. Unsur pemberdayaan masyarakat sekitar guna meningkatkan perekonomian wisata di kawasan Borobudur juga menjadi fokus penting," katanya.
Ia menyampaikan Borobudur Edupark diinisiasi oleh PT TWC bersinergi dengan manajemen PT Nakula Sadewa Design Art dan komunitas pecinta Borobudur untuk melakukan konektivitas destinasi-destinasi di kawasan Candi Borobudur dan Kabupaten Magelang.
Menurut dia, Borobudur Edupark ini memberikan pengalaman baru kepada wisatawan. Potensi yang kuat di bidang edukasi dan atraksi serta lokasi strategis pada jalur utama menuju Candi Borobudur menjadi alasan terciptanya Borobudur Edupark ini.
Ia menyebutkan tujuan dari Borobudur Edupark ini sebagai pusat informasi dan edukasi wisatawan sebelum memasuki kawasan wisata Borobudur, meningkatkan kesadaran pengunjung akan pentingnya kelestarian cagar budaya, memperkenalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam relief Candi Borobudur, dan memperkenalkan karya seni yang terinspirasi dari Candi Borobudur.
Baca juga: Pengelola Borobudur belum targetkan jumlah kunjungan wisata 2022
Baca juga: Penginapan di Kampung Homestay Borobudur penuh malam tahun baru
Baca juga: Borobudur terima wisatawan libur Natal dengan prokes ketat
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: