Kolombo (ANTARA News) - Sri Lanka, Rabu. membantah menyerang warga sipil ketika menumpas gerilyawan Macan Tamil namun menyatakan akan mengambil tindakan jika tuduhan kejahatan perang yang terkandung dalam film dokumenter baru Inggris terbukti benar.
Komisi Tinggi Sri Lanka di London mengatakan, gambar yang ditunjukkan televisi Saluran 4 Selasa malam lalu tidak bisa dibuktikan kebenarannya dan tayangan yang mengganggu itu bisa mengobarkan kebencian di kalangan penduduk etnik di negara bekas koloni Inggris itu.
Namun, ia menambahkan, sebuah panel domestik bernama Komisi Pengkajian dan Rekonsiliasi (LLRC) siap mencatat klaim-klaim itu dan mengambil tindakan hukum.
"Jika tuduhan yang diajukan oleh Saluran 4 dan pihak lain terbukti benar, maka LLRC akan mencatat semua kasus itu dan tindakan perbaikan akan diambil dengan sanksi-sanksi hukum," katanya.
Pemerintah Sri Lanka mengecam Menteri Luar Negeri Inggris Alistair Burt yang memperingatkan masyarakat internasional untuk meninjau segala pilihan yang ada guna menekan Kolombo atas catatan hak asasinya.
"Pada saat penting ini, yang dibutuhkan Sri Lanka dari rekan-rekannya bukan ancaman namun ruang dan dukungan bagi pemulihan dari apa yang hilang karena (perang) tiga dasawarsa dan peluang untuk menggerakkan secara cepat rekonsiliasi dan pembangunan ekonomi," katanya.
Surat kabar swasta Island mengatakan, film dokumenter Saluran 4 itu bertujuan mendukung klaim-klaim pemberontak Macan Tamil yang kalah dan menghidupkan lagi tuntutan separatis mereka.
Film dokumenter Saluran 4, "Ladang Pembunuhan Sri Lanka", berisi gambar yang menunjukkan eksekusi para tahanan.
Film itu juga menunjukkan gerilyawati Tamil yang katanya dilecehkan secara seksual oleh prajurit pemerintah.
Menurut perkiraan PBB, sedikitnya 7.000 warga sipil tewas dalam ofensif final pasukan Sri Lanka terhadap Macan Tamil yang dikalahkan dua tahun lalu.
Sri Lanka membantah segala tuduhan kejahatan perang dan menolak seruan penyelidikan internasional.(*)
SYS/M014
Sri Lanka Janji Ambil Tindakan
16 Juni 2011 04:35 WIB
Sri Lanka (ANTARA News)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Tags: