Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak boleh hanya mengandalkan sumber daya alam tetapi juga perlu diperkuat dengan knowledge based economy.

"Knowledge based economy adalah hal yang penting, di sini kita bisa lihat kita harus memiliki skilled labor yang paham terhadap teknologi," ujar Erick Thohir saat menyampaikan pidato kunci di Universitas Sumatera Utara di Medan sebagaimana dipantau secara daring dari Jakarta, Minggu.

Menurut Erick, di tahun 2035 Indonesia membutuhkan 17,5 juta tenaga kerja dan profesional serta pengusaha muda yang mengerti dan beradaptasi terhadap teknologi.

"Kita juga harus membangun kalau hari ini digitalisasi sekadar jaringan internet dan Wifi, tapi ke depan yang dibutuhkan adalah infrastruktur digitalisasi yang amat sangat penting, karena ini adalah backbone dari kekuatannya. Apa yang namanya healthtech, fintech, edutech, mediatech semua ke arah tersebut," katanya.

Baca juga: Erick Thohir menawab keluhan petani sawit Riau lewat Program Makmur

Lalu kesehatan, lanjut Erick, pandemi yang Indonesia hadapi saat ini bukan tidak mungkin terulang kembali. Inilah yang harus dipastikan sehingga potensi pertumbuhan terus ada.

Pada saat ini melalui kerja sama dan saling bergotong royong dalam menjalankan protokol kesehatan, Indonesia berhasil menjaga pandemi Covid-19 tidak meningkat.

"Ini bagian bagaimana menjaga prinsip-prinsip kita, karena ketika Covid-19 naik maka ekonomi turun, ketika ada pandemi baru yang kita tidak tahu apa maka pasti akan berdampak pada kehidupan secara menyeluruh," kata Menteri BUMN.

Baca juga: BRIN tingkatkan kualitas dan kapasitas SDM iptek unggul Indonesia

Menteri BUMN menyampaikan bahwa selama ini Indonesia masih terus berharap kepada sumber daya alam yang mana SDA ini bisa habis dan bisa tidak dipakai lagi di kemudian hari.

"Tantangan kita ke depan justru di knowledge based economy, di mana sekarang era manusianya yang menjadi pusat pertumbuhan, inovasi manusianya yang menjadi pusat pertumbuhan. Tidak bisa hanya mengandalkan pasar dan SDA," katanya.

Menurut Erick, kalau tahun 2045 generasi Indonesia bukanlah generasi yang produktif namun generasi yang konsumtif maka Indonesia Emas 2045 hanyalah mimpi.