Erick Thohir menjawab keluhan petani sawit Riau lewat Program Makmur
8 Januari 2022 22:16 WIB
Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga (kiri) bertemu dengan kelompok tani di Desa Makmur Sejahtera saat melakukan kunjungan kerja ke Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau. ANTARA/HO-Pupuk Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menginginkan Program Makmur yang dilaksanakan PT Pupuk Indonesia (Persero) dapat menjawab keluhan petani sawit di Provinsi Riau terkait pupuk, bibit hingga permodalan.
Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga saat melakukan kunjungan kerja ke Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau, bertemu dengan kelompok tani di Desa Makmur Sejahtera.
"Jadi Pak Erick (Menteri BUMN) ini mendorong Program Makmur yang dulu namanya Agro Solution, nyebut namanya saja susah Agro Solution, makanya dibuat sama Pak Erick namanya Program Makmur, kalau Makmur namanya dan tujuannya jelas," kata Arya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Di sana, Arya juga berdialog dengan para petani yang belum mengetahui program yang telah diluncurkan pada Agustus 2021.
Menurut dia, program yang memiliki makna Mari Kita Majukan Usaha Rakyat ini memberikan banyak manfaat kepada petani. Sebab Program Makmur merupakan ekosistem yang menghubungkan petani dengan segala bentuk kebutuhan pertanian, mulai dari project leader, pihak asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, agro input, offtaker, dan pemerintah daerah.
"Jadi tujuan saya ke sini menunggu bapak-bapak (petani) ngomong, saya mau mendengar keluhannya apa, bagaimana supaya Program Makmur ini bisa jalan," ujar Arya.
Menurut dia, sebagian permasalahan petani sebetulnya sudah terjawab dalam ekosistem Program Makmur. Mulai dari pembiayaan yang didukung lembaga keuangan, pemupukan, pembibitan, hingga gagal panen pun ada yang menanggungnya.
"Jadi, melalui Program Makmur kami memberikan kemudahan bagi petani dalam berbudi daya. Hasilnya adalah peningkatan produktivitas yang berujung pada peningkatan keuntungan petani," katanya pula.
Program Makmur sudah terlaksana sejak April 2021 di atas lahan seluas 1.937 hektare dengan komoditas sawit. Program ini melibatkan 1.042 petani. Selanjutnya, Pupuk Sriwidjaja juga melaksanakan kembali Program Makmur di Desa Makmur Sejahtera, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau.
Kali ini, pelaksanaannya di atas lahan seluas 730 hektare dengan komoditas sawit dan melibatkan 365 orang petani. Offtaker dari kedua lokasi tersebut adalah CV Mecca Jaya Mandiri dan PT Sinergi Sumber Tani.
Adapun luasan lahan sawit yang masuk Program Makmur di wilayah Riau seluas 6.841 hektare. Seluruh luasan ini tersebar di sembilan desa dan tiga kabupaten, yaitu Rokan Hulu seluas 2.124 hektare, Kampar 2.917 hektare, dan Kuantan Singingi 1.800 hektare.
Baca juga: Pupuk Indonesia berharap teknologi presisi bantu profit petani Makmur
Baca juga: Bantu petani, Kementerian BUMN integrasikan program Makmur dan Mekaar
Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga saat melakukan kunjungan kerja ke Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau, bertemu dengan kelompok tani di Desa Makmur Sejahtera.
"Jadi Pak Erick (Menteri BUMN) ini mendorong Program Makmur yang dulu namanya Agro Solution, nyebut namanya saja susah Agro Solution, makanya dibuat sama Pak Erick namanya Program Makmur, kalau Makmur namanya dan tujuannya jelas," kata Arya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Di sana, Arya juga berdialog dengan para petani yang belum mengetahui program yang telah diluncurkan pada Agustus 2021.
Menurut dia, program yang memiliki makna Mari Kita Majukan Usaha Rakyat ini memberikan banyak manfaat kepada petani. Sebab Program Makmur merupakan ekosistem yang menghubungkan petani dengan segala bentuk kebutuhan pertanian, mulai dari project leader, pihak asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, agro input, offtaker, dan pemerintah daerah.
"Jadi tujuan saya ke sini menunggu bapak-bapak (petani) ngomong, saya mau mendengar keluhannya apa, bagaimana supaya Program Makmur ini bisa jalan," ujar Arya.
Menurut dia, sebagian permasalahan petani sebetulnya sudah terjawab dalam ekosistem Program Makmur. Mulai dari pembiayaan yang didukung lembaga keuangan, pemupukan, pembibitan, hingga gagal panen pun ada yang menanggungnya.
"Jadi, melalui Program Makmur kami memberikan kemudahan bagi petani dalam berbudi daya. Hasilnya adalah peningkatan produktivitas yang berujung pada peningkatan keuntungan petani," katanya pula.
Program Makmur sudah terlaksana sejak April 2021 di atas lahan seluas 1.937 hektare dengan komoditas sawit. Program ini melibatkan 1.042 petani. Selanjutnya, Pupuk Sriwidjaja juga melaksanakan kembali Program Makmur di Desa Makmur Sejahtera, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau.
Kali ini, pelaksanaannya di atas lahan seluas 730 hektare dengan komoditas sawit dan melibatkan 365 orang petani. Offtaker dari kedua lokasi tersebut adalah CV Mecca Jaya Mandiri dan PT Sinergi Sumber Tani.
Adapun luasan lahan sawit yang masuk Program Makmur di wilayah Riau seluas 6.841 hektare. Seluruh luasan ini tersebar di sembilan desa dan tiga kabupaten, yaitu Rokan Hulu seluas 2.124 hektare, Kampar 2.917 hektare, dan Kuantan Singingi 1.800 hektare.
Baca juga: Pupuk Indonesia berharap teknologi presisi bantu profit petani Makmur
Baca juga: Bantu petani, Kementerian BUMN integrasikan program Makmur dan Mekaar
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022
Tags: