Sanaa (ANTARA News) - Sekretaris-Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk serangan yang melukai Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh di istananya pada awal bulan ini, kata kantor berita resmi Yaman Saba Selasa, mengutip pernyataan penasehat Ban.

Penasihat Jamal bin Umar menyampaikan kecaman Ban dalam pertemuan pada Selasa di Sanaa dengan Wakil Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi, kata Saba.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin membahas perkembangan yang sedang berlangsung di arena politik Yaman.

Omar meminta semua pihak di Yaman untuk menyetujui dialog guna mengamankan situasi dan stabilitas di negara, yang memprihatinkan PBB dan seluruh dunia karena pentingnya lokasi strategis Yaman.

Pejabat PBB juga menawarkan bantuan kepada para pengungsi, yang melarikan diri dari provinsi Abyan Yaman selatan ke kota pelabuhan Aden karena pertempuran selama sebulan antara kelompok garis keras dan pasukan pemerintah yang menewaskan ratusan orang.

Sebeluknya, pihak berwenang keamanan Yaman telah menangkap beberapa orang yang dicurigai berada di balik serangan terhadap Presiden Ali Abdullah Saleh pada 3 Juni, kata media partai berkuasa Senin.

Laporan itu mengatakan pihak berwenang keamanan memeriksa tersangka yang ditangkap menyusul serangan itu, tetapi tidak mengidentifikasi tersangka tersebut.

"Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa (oposisi) Pertemuan Gabungan Partai-partai terlibat dalam serangan tersebut," tambahnya.

Serangan itu melukai Presiden Saleh dan memaksanya untuk terbang ke ibu kota Arab Saudi Riyadh untuk mendapatkan pengobatan.

Departemen Pertahanan sebelumnya mengatakan bahwa Saleh dalam kondisi baik sekarang, dan akan menyampaikan pidato kepada bangsanya "segera", tanpa memberitahukan kapan waktunya.

Sementara itu, sayap Al-Qaida yang berpangkalan di negara itu juga terlibat dalam serangan tersebut, kata seorang pejabat kantor Saleh kepada Xinhua Senin.

"Ahmed al-Ghadir, salah satu dari tiga dari yang bekerja di masjid istana kepresidenan di ibu kota Sanaa, tiba di masjid sebelumnya pada 3 Juni dan menghabiskan hampir dua jam di sana sebelum ia berangkat ke bandara Sanaa, tempat ia terbang ke Jerman," kata pejabat itu, meminta tak disebutkan namanya.

"Kunjungan Al-Ghadir ke Jerman diketahui beberapa hari kemudian, dan tim anti-teror keamanan kemudian memasuki apartemen al-Ghadir di pusat kota Sanaa serta menangkap beberapa anggota keluarganya," kata pejabat itu.

Dia menambahkan bahwa "tim keamanan menemukan CD-CD jaringan Al Qaida yang bermarkas di Yaman dan buku-buku yang dimiliki al-Ghadir dan beberapa keluarganya. "

Penyelidikan masih berlangsung, kata pejabat itu, pada saat salah satu dai di masjid itu, kini berada di sebuah rumah sakit militer di Sanaa untuk mengobati luka-luka yang dideritanya dalam serangan itu mengatakan kepada Xinhua awal pekan, bahwa "Pengawal Republik mencurigai Ali Saleh, saudara tiri presiden menjadi dalang serangan untuk balas dendam pembunuhan putranya tahun lalu oleh pengawal presiden."

"Ali Saleh kemudian ditangkap dan ditembak mati," kata sang dai.

Serangan terhadap Saleh juga menewaskan 11 pengawal presiden dan melukai beberapa pejabat tinggi, termasuk Perdana Menteri Ali Mujawar, Wakil Perdana Menteri/Menteri Pertahanan dan Keamanan Rashad al-Alimy, Ketua Dewan Syura Abdul-Aziz Abdul-Ghani dan Ketua Parlemen Yahya al-Raiee.

Pemimpin oposisi, termasuk pemimpin suku Sadiq al-Ahmar yang memimpin pertempuran selama dua pekan melawan pasukan pemerintah di Sanaa, sebelumnya membantah tuduhan itu, dan mengatakan mereka tidak memiliki gubungan dengan serangan yang dituduhkan itu, demikian dikutip dari Xinhua.

(SYS/H-AK/H-RN)