Lubukbasung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Sumatera Barat, berupaya mengevakuasi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berkeliaran di permukiman warga Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, sejak 1 Desember 2021.

Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam Ade Putra di Lubukbasung, Sabtu mengatakan tim Resor KSDA Agam masih melakukan penanganan konflik antara manusia dengan satwa liar berupa harimau sumatera.

"Kami telah memasang kandang jebak di lahan kelapa sawit semenjak Kamis (23/12)," katanya.

Ia mengatakan tim BKSDA Resor Agam bersama warga sekitar juga mencari jejak keberadaan satwa di sekitar kebun warga.

Pencarian jejak berupa kaki satwa dilindungi Undang-undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya itu dilakukan setiap hari dengan menelusuri kebun tersebut, namun belum menemukan jejak baru di lokasi itu.

"Kami hanya menemukan jejak kaki harimau kondisi tiga hari lalu dan tidak menemukan yang baru. Kemungkinan sudah berada di lokasi lain," katanya.

Ia mengakui BKSDA Resor Agam telah melakukan penanganan konflik manusia dengan harimau semenjak 1 Desember 2021, setelah sapi warga dimangsa harimau.

Akibatnya, satu ekor anak sapi milik warga atas nama Rano (38) mati setelah dimangsa dan induknya mengalami luka-luka.

Satwa itu sudah berulang kali masuk permukiman dan mengejar ternak warga lainnya.

Dengan kondisi itu, pihaknya melakukan pengusiran beberapa hari, namun harimau kembali muncul dan berupaya mengevakuasi dengan cara memasang dua kandang jebak.