Jakarta (ANTARA News) - Wapres FIFA Pangeran Ali bin Al Hussein mengaku kedatangannya ke Indonesia untuk menemui pemangku kepentingan sepak bola Indonesia merupakan mandat langsung dari Presiden FIFA Sepp Blatter.
"Saya ke sini atas mandat dari Blatter," kata Pangeran Ali usai bertemu dengan pemilik suara PSSI di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (14/6).
Menurut dia, dengan adanya tugas itu pihaknya akan melaporkan semua hasil pertemuan kepada FIFA termasuk dengan temuan-temuan selama melakukan pertemuan dengan pemangku kepentingan sepak bola di Indonesia.
Selama di Indonesia, pangeran asal Jordania itu telah melakukan pertemuan diantaranya dengan Menpora Andi Mallarangeng, Komite Normalisasi, pemilik suara serta dengan pengusaha Arifin Panigoro.
"Semua hasil pertemuan akan kami laporkan ke FIFA. Yang jelas kami mendukung penuh proses perbaikan sepak bola Indonesia," katanya menambahkan.
Ia menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai antusias tinggi dalam mengembangkan sepak bola. Untuk itu pihak berharap jangan sampai ada politisasi.
Ditanya status George Toisutta dan Arifin Panigoro yang dilarang maju oleh FIFA dalam pencalonan ketua umum dan wakil ketua umum PSSI periode 2011-2015 namun masih didukung pemilik suara pihaknya belum memberikan penjelasan yang pasti.
"Kami akan mempelajari dulu statuta PSSI. Yang jelas kami kesini ingin mendengar masukan dari beberapa pihak termasuk pemilik suara,"kata Wapres FIFA yang masih berusia 35 tahun itu.
Dengan adanya pernyataan dari Wapres FIFA tersebut keinginan pemilik suara untuk meloloskan pasangan George Toisutta-Arifin Panigoro untuk menjadi calon masih belum ada kejelasan.
Wapres FIFA sebelum bertemu dengan Ketua Komite Normalisasi juga bertemu dengan Menpora Andi Mallarangeng. Pada pertemuan itu dibahas seputar kongres dan perkembangan sepak bola Indonesia pasca kongres berakhir.
(*)
Wapres FIFA Mengaku Dapat Mandat dari Blatter
15 Juni 2011 07:52 WIB
Wapres FIFA Pangeran Ali bin al Hussein. (ANTARA/Puspa Perwitasari)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011
Tags: