Jenewa (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua negara yang telah meratifikasi konvensi Organisasi Buruh Internasional bersedia mengimplementasikannya secara konsisten.

"Banyak negara telah meratifikasi konvensi ILO, tapi yang mendesak saat ini adalah implementasi dari konvensi-konvensi itu," kata Presiden Yudhoyono ketika berpidato dalam sesi ke-100 Konferensi Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Jenewa, Selasa.

Presiden Yudhoyono menegaskan, delapan konvensi fundamental ILO harus benar-benar diterapkan untuk memastikan para pekerja menikmati keadilan sosial.

"Indonesia adalah negara Asia pertama yang meratifikasi delapan konvensi fundamental ILO," katanya.

Presiden optimistis ratifikasi itu akan mempercepat dan menguatkan upaya perlindungan para pekerja Indonesia.

Dalam pidatonya, Presiden juga menyinggung tentang perlindungan terhadap para buruh migran yang bekerja di sektor domestik atau rumah tangga.

"Kita harus mendukung `ILO Convention on Decent Work for Domestic Workers` yang saya yakini akan diadopsi dalam sesi konferensi buruh sedunia," kata Presiden Yudhoyono.

Presiden Yudhoyono menjelaskan, tema tentang buruh migran adalah tema yang sangat penting.

Menurut dia, ada sekitar 150 juta buruh migran yang terdata di seluruh dunia. Mereka berperan penting dalam era keadilan sosial saat ini.

Ia menegaskan, setiap negara tidak bisa mengabaikan kontribusi para buruh migran terhadap pasar tenaga kerja dunia.

"Kami di Indonesia menyebut para buruh migran ini sebagai pahlawan devisa, karena mereka bekerja keras dan mengabdikan diri untuk kesejahteraan keluarga mereka di rumah," katanya.

Presiden optimistis, konvensi ILO bisa menyediakan panduan bagi negara penampung untuk melindungi para buruh migran yang bekerja di sektor domestik.

"Ini isu yang sangat penting bagi Indonesia, karena porsi yang relatif cukup besar dari buruh migran kami di luar negeri adalah pekerja domestik," katanya.

Presiden Yudhoyono adalah salah satu kepala negara/pemerintahan yang berpidato dalam forum tersebut.

Sebelum Presiden Yudhoyono, Presiden Finlandia Tarja Kaaarina Halonen telah berpidato. Kemudian Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin juga berpidato.

Masing-masing kepala negara/pemerintahan menyampaikan pandangannya terkait dengan tema besar peringatan ke-100 Konferensi ILO itu yaitu "Buiding a future with decent work".(*)
(L.G003*F008/N002)