Surabaya (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Bromo dari Siaga (level III) menjadi Waspada (level II) setelah dalam pemantauan visual gunung api berketinggian 2.329 meter dari permukaan laut itu aktivitasnya menurun.

Kepala PVMBG Surono dalam siaran persnya di Surabaya, Selasa, mengatakan, penurunan status itu terhitung sejak Senin (13/6) lalu.

Dalam pengamatan visual pada 1?12 Juni 2011, Bromo masih terjadi erupsi secara terus-menerus, asap kawah putih kelabu tebal, dan tekanan sedang hingga kuat dengan ketinggian asap 100-200 meter menuju arah timur membawa material abu vulkanik.

Sejak Senin pagi, tidak teramati lontaran material pijar dan sinar api dari bibir kawah serta tidak terdengar suara gemuruh.

Bahkan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Bromo tidak terjadi hujan abu seperti beberapa waktu sebelumnya.

Dalam periode tersebut terekam gempa tremor terus-menerus amplitudo maksimum 1?37 mm, enam kali gempa vulkanik dangkal, satu kali gempa vulkanik dalam, dan satu kali gempa tektonik jauh.

Menurut dia, terekamnya gempa vulkanik dan gempa tektonik disebabkan semakin mengecilnya amplitudo maksimum gempa tremor yang kemungkinan besar sebelumnya juga terekam, namun tertutup dengan amplitudo maksimum gempa tremor yang besar.

Sementara untuk pemantauan deformasi menggunakan "tilt meter" menunjukan kecenderungan terjadinya laju inflasi yang relatif kecil pada komponen radialnya hingga kini, sedangkan komponen tangensialnya menunjukkan stabil.

Hasil pemantauan tersebut memperlihatkan aktivitas vulkanik Bromo telah berada pada bagian permukaan.

Dengan diturunkannya status Bromo itu, PVMBG mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu terkait erupsi. Masyarakat juga diminta waspada terhadap kejadian erupsi yang terus-menerus dan sewaktu-waktu masih berpotensi menimbulkan lontaran material pijar.

Radius yang diperbolehkan bagi para wisatawan dan masyarakat setempat untuk mendekat ke kawah juga dipersempit dari dua kilometer menjadi satu kilometer.

Meskipun demikian, masyarakat tetap diminta menggunakan masker dan pelindung mata karena masih sering terjadi hujan abu.

Pada 23 November 2010 pukul 08.00 WIB, status gunung api di perbatasan Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Lumajang dinaikkan dari Waspada menjadi Siaga.

Pada tanggal itu pula pukul 15.30 WIB statusnya dinaikkan lagi dari Siaga menjadi Awas (level IV).

Kemudian pada 7 Desember 2010 pukul 12.00 WIB status Bromo diturunkan kembali dari Awas menjadi Siaga.

Saat status Siaga aktivitas Bromo dicirikan oleh erupsi bertipe "vulkanian' strombolian" yang menghasilkan erupsi abu vulkanik dengan tinggi maksimum 1.500 meter dan lontaran lava pijar setinggi 50-300 meter dari kawah.

(M038/S026)