Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Kedai Kopi sekaligus pengamat politik Kunto Adi Wibowo menyarankan agar tidak menggunakan instrumen black campaign (kampanye hitam) untuk menjatuhkan lawan politik pada persaingan Pilpres 2024 karena tidak sesuai dengan semangat demokrasi.

Kunto menyampaikan pernyataan tersebut dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, ketika menanggapi isu dilaporkannya politikus Partai Golkar berinisial AH oleh Rifa Handayani ke Mabes Polri. Rifa melaporkan AH terkait dengan isu perselingkuhan.

Kunto mengatakan bahwa etika politik harus tetap dijaga dalam perpolitikan, yaitu dengan cara tidak menggunakan kampanye hitam untuk menjatuhkan lawan politiknya. Karena Kunto berpandangan bahwa kampanye hitam sangat tidak seusai dengan semangat demokrasi.

Baca juga: KPU-Perludem kerja sama penguatan ekosistem keterbukaan data pemilu

“Karena black campaign (kampanye hitam, red.) akan merusak kemampuan pemilih untuk bisa melihat isu penting yang sebenarnya dan lebih fokus kepada isu-isu yang sebenarnya hanya diciptakan sementara untuk mengganggu reputasi seseorang,” kata Kunto.

Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) ini mengakui bahwa isu perselingkuhan memang bisa memengaruhi peta politik, termasuk akan menjadi sandungan bagi AH dalam persaingan politik di Pilpres 2024.

“Tentu ini pasti akan memengaruhi politik secara keseluruhan dari pencalonan AH. Tinggal seberapa besar isu ini akan meledak di masyarakat, dan dari survei apa akan berpengaruh terhadap elektabilitasnya,” ujar Kunto.

Kunto mengingatkan bahwa isu perselingkuhan memang bisa menjegal seseorang. Bagaimanapun, isu perselingkuhan merupakan isu yang paling merusak citra dan reputasi politikus.

Terkait apakah isu ini merupakan kampanye hitam, Kunto mengatakan jika tidak terbukti maka isu tersebut merupakan kampanye hitam. Akan tetapi, kalau isu perselingkuhan tersebut terbukti, maka isu ini merupakan kampanye negatif.

“Dalam politik, negative campaign (kampanye negatif, red.) bisa saja, biarpun masyarakat kita masih menganggapnya tidak etis,” ungkap Kunto.

Karena isu perselingkuhan merupakan isu yang sensitif, Kunto menyarankan AH untuk segera menyelesaikan masalah ini. Kunto melihat, semakin cepat masalah ini selesai, maka semakin baik. Karena bila mendekati hari-hari pilpres justru akan berdampak lebih buruk.

Hasil survei Kedai Kopi, menurut Kunto, masyarakat menginginkan pemimpin yang cerdas, visioner, merakyat, dan tegas. Masyarakat menginginkan pemimpin yang cerdas karena berharap bisa membantu mereka bisa menavigasikan Indonesia bisa segera keluar dari krisis ini.

Baca juga: Direktur Eksekutif Indopol imbau masyarakat tolak kampanye hitam
Baca juga: Partai Pergerakan Kebangkitan Desa siap ikut Pemilu 2024