Bolsonaro kritik rencana vaksinasi anak
7 Januari 2022 09:22 WIB
Arsip foto - Presiden Brasil Jair Bolsonaro batuk selama upacara untuk menyetujui RUU yang membentuk Pengadilan Regional Federal, di Istana Planalto, Brasilia, Brasil, Rabu (20/10/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Ueslei Marcelino/RWA/djo.
Brasilia (ANTARA) - Presiden Brazil Jair Bolsonaro mengkritik regulator kesehatan Anvisa pada Kamis karena mengizinkan vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 5-11 tahun.
Kritik itu muncul sehari setelah menteri kesehatan Brazil mengumumkan rencana untuk memvaksinasi kelompok usia itu. Bolsonaro dikenal karena keraguannya terhadap vaksin.
Dalam sebuah wawancara radio dia mengaku belum pernah mendengar ada anak yang meninggal lantaran COVID-19. Tapi dia mengatakan lagi bahwa Laura, putrinya yang berusia 11 tahun, tidak akan divaksinasi.
Bolsonaro mengatakan vaksin dapat memiliki efek samping pada kesehatan anak, meski tidak menunjukkan bukti.
Anvisa dan regulator kesehatan di seluruh dunia menemukan bahwa vaksin COVID-19 aman bagi anak usia 5 tahun ke atas.
"Apakah Anda akan memvaksinasi anak Anda ketika kemungkinan kematian (akibat COVID) hampir nol? Ada apa di balik ini? Apa kepentingan para maniak vaksin?" kata Bolsonaro.
Kemenkes Brazil pada Rabu mengumumkan mereka telah membeli 20 juta vaksin pediatrik dari Pfizer Inc dan vaksinasi sukarela untuk diberikan kepada anak usia 5-11 tahun yang akan dimulai akhir bulan ini.
Dalam unggahannya di media sosial pada Kamis, Bolsonaro menekankan bahwa vaksinasi tidak wajib.
"Tidak ada wali kota atau gubernur negara bagian yang dapat mencegah seorang anak pergi ke sekolah karena tidak divaksinasi," kata dia.
Bolsonaro memperingatkan bahwa Pfizer tidak bertanggung jawab atas efek samping apa pun yang kemungkinan ditimbulkan oleh vaksin pada anak-anak.
Dia mengatakan orang tua harus segera mencari dokter jika anak mereka merasakan nyeri di dada atau sesak napas.
Anvisa menyetujui penggunaan vaksin anak buatan Pfizer pada 16 Desember. Keputusan itu menuai kritik tajam dari Bolsonaro dan para penentang vaksin, yang menyarankan agar anak-anak hanya boleh divaksin dengan resep dokter, tapi Kemenkes Brazil mengesampingkan saran itu karena dinilai tidak praktis.
Resep tertulis akan memperlambat vaksinasi ketika varian Omicron yang lebih menular mulai menyebar di Brasil, kata pakar kesehatan dalam audiensi dengan publik.
Menurut dewan nasional kementerian kesehatan negara bagian, setidaknya 300 anak berusia 5-11 tahun meninggal di Brasil akibat COVID-19 sejak awal Desember.
Angkatan Darat Brasil menyuarakan hal berbeda dengan presiden pada pekan ini tentang cara menangani COVID-19. Mereka memerintahkan tentara untuk divaksinasi, memakai masker dan menjaga jarak sosial.
Tentara juga diperingatkan untuk tidak menyebarkan berita palsu tentang pandemi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Presiden Brazil bakal ungkap pejabat yang setujui vaksin COVID anak
Baca juga: Brazil laporkan kasus pertama Omicron di kawasan Amerika Latin
Baca juga: Bolsonaro, yang tak mau divaksin COVID, berjanji memvaksin warganya
Kritik itu muncul sehari setelah menteri kesehatan Brazil mengumumkan rencana untuk memvaksinasi kelompok usia itu. Bolsonaro dikenal karena keraguannya terhadap vaksin.
Dalam sebuah wawancara radio dia mengaku belum pernah mendengar ada anak yang meninggal lantaran COVID-19. Tapi dia mengatakan lagi bahwa Laura, putrinya yang berusia 11 tahun, tidak akan divaksinasi.
Bolsonaro mengatakan vaksin dapat memiliki efek samping pada kesehatan anak, meski tidak menunjukkan bukti.
Anvisa dan regulator kesehatan di seluruh dunia menemukan bahwa vaksin COVID-19 aman bagi anak usia 5 tahun ke atas.
"Apakah Anda akan memvaksinasi anak Anda ketika kemungkinan kematian (akibat COVID) hampir nol? Ada apa di balik ini? Apa kepentingan para maniak vaksin?" kata Bolsonaro.
Kemenkes Brazil pada Rabu mengumumkan mereka telah membeli 20 juta vaksin pediatrik dari Pfizer Inc dan vaksinasi sukarela untuk diberikan kepada anak usia 5-11 tahun yang akan dimulai akhir bulan ini.
Dalam unggahannya di media sosial pada Kamis, Bolsonaro menekankan bahwa vaksinasi tidak wajib.
"Tidak ada wali kota atau gubernur negara bagian yang dapat mencegah seorang anak pergi ke sekolah karena tidak divaksinasi," kata dia.
Bolsonaro memperingatkan bahwa Pfizer tidak bertanggung jawab atas efek samping apa pun yang kemungkinan ditimbulkan oleh vaksin pada anak-anak.
Dia mengatakan orang tua harus segera mencari dokter jika anak mereka merasakan nyeri di dada atau sesak napas.
Anvisa menyetujui penggunaan vaksin anak buatan Pfizer pada 16 Desember. Keputusan itu menuai kritik tajam dari Bolsonaro dan para penentang vaksin, yang menyarankan agar anak-anak hanya boleh divaksin dengan resep dokter, tapi Kemenkes Brazil mengesampingkan saran itu karena dinilai tidak praktis.
Resep tertulis akan memperlambat vaksinasi ketika varian Omicron yang lebih menular mulai menyebar di Brasil, kata pakar kesehatan dalam audiensi dengan publik.
Menurut dewan nasional kementerian kesehatan negara bagian, setidaknya 300 anak berusia 5-11 tahun meninggal di Brasil akibat COVID-19 sejak awal Desember.
Angkatan Darat Brasil menyuarakan hal berbeda dengan presiden pada pekan ini tentang cara menangani COVID-19. Mereka memerintahkan tentara untuk divaksinasi, memakai masker dan menjaga jarak sosial.
Tentara juga diperingatkan untuk tidak menyebarkan berita palsu tentang pandemi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Presiden Brazil bakal ungkap pejabat yang setujui vaksin COVID anak
Baca juga: Brazil laporkan kasus pertama Omicron di kawasan Amerika Latin
Baca juga: Bolsonaro, yang tak mau divaksin COVID, berjanji memvaksin warganya
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022
Tags: