London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada Kamis waktu setempat (6/1), berbalik melemah dari keuntungan 2 hari berturut-turut dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London terpangkas 0,89 persen atau 66,50 poin, menjadi menetap di 7.450,37 poin.

Indeks FTSE 100 terkerek 0,16 persen atau 11,72 poin menjadi 7.516,87 poin pada hari Rabu (5/1), setelah melonjak 1,63 persen atau 120,61 poin menjadi 7.505,15 poin pada hari Selasa (4/1), dan merosot 0,25 persen atau 18,47 poin menjadi 7.384,54 poin pada hari Jumat (31/12).

Pasar saham Inggris ditutup pada hari Senin (3/1/2022) untuk hari libur publik.

Aveva Group, sebuah kelompok perusahaan teknologi informasi multinasional Inggris, adalah pemain dengan kinerja paling buruk (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 5,80 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan industri farmasi internasional Inggris yang berfokus pada pasar hewan Dechra Pharmaceuticals yang anjlok 4,84 persen, serta perusahaan informasi dan analitik multinasional Inggris RELX kehilangan 4,77 persen.

Sementara itu, saham Standard Chartered, sebuah perusahaan jasa keuangan dan perbankan multinasional Inggris, melonjak 3,72 persen menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan induk perbankan dan asuransi Inggris yang mayoritas milik negara NatWest Group yang meningkat 2,61 persen, serta kelompok perusahaan jasa keuangan dan perbankan multinasional Inggris Lloyds Banking Group terdongkrak 2,60 persen.

Baca juga: Saham Inggris kembali ditutup menguat, indeks FTSE naik 0,16 persen

Baca juga: Saham Inggris berakhir lebih tinggi di hari perdagangan pertama 2022