Bojonegoro (ANTARA News) - Pemukiman warga di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), sejak sepekan terakhir diserbu hama wereng, terutama mengerumuni lampu penerangan rumah dan lampu penerangan di jalan raya.

"Bagi yang tidak tahan, selain pedih di mata, juga mengakibatkan kulit gatal-gatal," kata seorang warga Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Bambang (43), Selasa.

Seorang warga Desa Sukorejo lainnya, Ngasipin (63) mengaku, areal sawahnya seluas satu hektare dengan usia tanaman 38 hari ludes diserang hama wereng.

Demikian pula Di desanya, hampir semua tanaman padi sudah ludes diserang hama wereng dan diperkirakan, setelah tanaman padi di Bojonegoro dan sekitarnya habis, hama wereng tersebut menyerang pemukiman warga.

Serangan hama wereng yang menyerbu pemukiman warga tersebut, terjadi sejak sepekan terakhir, mulai sore hari hingga malam hari. Akibatnya, lampu penerangan pemukiman warga di wilayah perkotaan di Bojonegoro, terpaksa dimatikan, sebab serangan hama wereng tersebut, sulit dikendalikan.

Selain memenuhi pemukiman warga dan lampu, hama wereng juga memenuhi jalan-jalan di wilayah setempat, termasuk menyerbu lampu penerangan jalan di seputaran alun-alun kota.

"Disemprot dengan obat serangga bisa mati, tapi serangan wereng datang lagi," jelas Bambang.

Menurut Ngasipin dan Bambang, wereng yang menyerbu penerangan lampu tersebut, tidak mati. Sebab, pada siang hari mereka menempel di tempat tertentu dan menyerang kembali pada malam hari.

"Ini baru pertama kalinya terjadi, kalau biasanya pada labuhan sering dijumpai hewan yang namanya "iber-iberan", bukan wereng," kata Mulyono, warga Bojonegoro lainnya menambahkan.

Secara terpisah, Ketua Kontak Tani Nelayan dan Andalan (KTNA) Bojonegoro, Sarif Usman menyatakan, serangan hama wereng yang melanda wilayah setempat, berlangsung secara merata. Sedangkan serangan hama wereng yang menyerbu pemukiman warga tersebut, karena tanaman padi di wilayah Bojonegoro dan sekitarnya nyaris habis diserang wereng.

"Harus ada pencegahan serangan hama wereng secara serentak," ujarnya.

Ia mengatakan, harus ada usaha untuk memutus mata rantai perkembangan hama wereng. Sebab, kalau dibiarkan selain merusak tanaman padi, juga menggangu aktivitas masyarakat terutama pada malam hari.

"Bagaimanapun juga kalau hama wereng masuk telingga manusia bisa berbahaya," kata alumunus dokter hewan Universitas Airlangga Surabaya itu. (SAS/I006/K004)