Kemenko Perekonomian:Perubahan perilaku warga percepat bisnis digital
6 Januari 2022 22:19 WIB
Deputi IV Bidang Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin saat membuka kuliah industri ITB STIKOM Bali. ANTARA/HO-ITB STIKOM Bali.
Denpasar (ANTARA) - Deputi IV Bidang Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin berpandangan perubahan perilaku dan aktivitas masyarakat turut mengakselerasi bisnis digital.
"Hal ini juga diikuti dengan berbagai perkembangan model bisnis yang makin terdigitalisasi," kata Mohammad Rudy saat membuka Kuliah Industri ITB STIKOM Bali, secara virtual dari Jakarta, Kamis.
Tak kurang dari 3.062 mahasiswa ITB STIKOM Bali selama dua hari (5-6 Januari 2022) mengikuti kuliah industri dengan menghadirkan 12 narasumber yang ahli atau praktisi yang kompeten dalam bidangnya.
Baca juga: Sandiaga: Pelaku ekraf perlu kembangkan bisnis dengan platform digital
Mohamadd Rudy menambahkan, tren pemanfaatan bisnis digital terlihat dari meningkatnya berbagai aktivitas dan belanja, seperti bekerja secara daring , telemedicine dan juga layanan keuangan digital.
Pada tahun 2030, lanjut dia, diprediksi 30 persen kegiatan pemenuhan konsumsi terutama di negara-negara maju akan dilakukan secara daring yang akan mendorong peningkatan pembayaran digital.
"Komposisi masyarakat di masa depan juga akan didominasi anak muda, para digital nettist, seperti mahasiswa ITB STIKOM Bali yang sangat adaptif terhadap perkembangan teknologi yang sekaligus menjadi pelaku dan penompang utama konsumsi global," ucapnya.
Sinyal adaptasi menuju More Society 5.0 semakin kuat terlihat dari studi yang dilakukan oleh Google dan Temasek tahun 2021.
Dalam studi tersebut dinyatakan bahwa pada tahun 2020 sekitar 75 persen penduduk ASEAN telah terkoneksi internet dengan jumlah pengguna sebanyak 440 juta orang.
Baca juga: Bisnis berkelanjutan cara perkuat ekosistem ekonomi digital Indonesia
Dari jumlah itu, sebanyak 350 juta orang memanfaatkannya untuk layanan ekonomi digital dan 60 juta di antaranya adalah pengguna baru sejak merebaknya pandemi COVID-19.
"Gambaran ini menunjukkan mungkin pada 10 atau 20 tahun mendatang tidak ada lagi istilah ekonomi digital karena semua ekonomi sudah terdigitalisasi," ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Kominfo RI, lanjut dia, dikatakan hingga tahun 2030 mendatang, Indonesia membutuhkan tambahan 9 juta talenta digital atau sekitar 600 ribu orang per tahun.
"Ini untuk mendukung usaha bisnis digital seperti UMKM, E-Commerce, Edutech, Healthtech, dan lain-lain. Ini peluang bagi para lulusan teknologi Informasi," ucapnya.
Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti (WDS) Denpasar (induk ITB STIKOM Bali) Drs Ida Bagus Dharmadiaksa, MSi, Ak, CA, dalam sambutan pembuka mengatakan kuliah industri ini untuk memperkenalkan dunia kerja kepada mahasiswa agar menghasilkan link and match atau kesetaraan dan kesepadanan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
"Kuliah industri ini merupakan salah satu agenda akademik yang wajib diikuti oleh seluruh civitas mahasiswa ITB STIKOM Bali untuk memperluas wawasan pengetahuan berkaitan dengan dunia kerja do bidang IT," kata Dharmadiaksa.
Ketua Panitia Kuliah Industri ITB STIKOM Bali Bagus Made Sabda Nirmala, SSi, MEng menjelaskan, topik yang dibahas adalah topik kekinian, mulai dari e-commerce, data science – augmented reality, creative content, cyber security, dan digital marketing and branding.
Kemudian topik NFT pada industri kreatif grapich design, blockchain and crypto currency, creativepreuneur, industry food and beverage, cloud platform technology, dunia saham dan investasi hingga industri software engineering.
Menurut Bagus Sabda, sasaran utama dalam kuliah industri ini adalah mahasiswa aktif STIKOM Bali yang disiapkan untuk menjadi sumber daya manusia berdaya saing tinggi untuk berkompetisi dalam era revolusi industri 4.0.
"Selain itu, membuka wawasan mahasiswa dengan mendengar pengalaman langsung oleh para pakar dan praktisi dari dunia industri serta sharing informasi mengenai trend perkembangan industri digital saat ini.
Sementara itu, narasumber Furin Ongko (Lead Technical Program Manager Amazon Web Services) yang mengupas peran penting teknologi cloud computing di masa new normal, I Putu Gede Rahman Desyanta (CEO kepeng.id) membahas pengaruh crypto currency dan teknologi blockchain di masa depan.
Sedangkan I Putu Sudiarta (CEO PT Bamboomedia Cipta Persada) membahas content creator, perancang sepatu dan pemilik paten Niluh Djelantik memaparkan pemanfaatan dan pemaksimalan aplikasi e-commerec di era new normal.
Ada juga pendiri dan CEO Digital Lontar Nusatara I Wayan Lovayana membahas Data Science dan Machine Learning melalui Game Augmented dan Virtual Reality.
Mantan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra membagi pengalamannya bagaimana menjadi kreatif dan berpenghasilan di usia muda, dan Yus Sudibya CEO InfoDenpasar.
"Hal ini juga diikuti dengan berbagai perkembangan model bisnis yang makin terdigitalisasi," kata Mohammad Rudy saat membuka Kuliah Industri ITB STIKOM Bali, secara virtual dari Jakarta, Kamis.
Tak kurang dari 3.062 mahasiswa ITB STIKOM Bali selama dua hari (5-6 Januari 2022) mengikuti kuliah industri dengan menghadirkan 12 narasumber yang ahli atau praktisi yang kompeten dalam bidangnya.
Baca juga: Sandiaga: Pelaku ekraf perlu kembangkan bisnis dengan platform digital
Mohamadd Rudy menambahkan, tren pemanfaatan bisnis digital terlihat dari meningkatnya berbagai aktivitas dan belanja, seperti bekerja secara daring , telemedicine dan juga layanan keuangan digital.
Pada tahun 2030, lanjut dia, diprediksi 30 persen kegiatan pemenuhan konsumsi terutama di negara-negara maju akan dilakukan secara daring yang akan mendorong peningkatan pembayaran digital.
"Komposisi masyarakat di masa depan juga akan didominasi anak muda, para digital nettist, seperti mahasiswa ITB STIKOM Bali yang sangat adaptif terhadap perkembangan teknologi yang sekaligus menjadi pelaku dan penompang utama konsumsi global," ucapnya.
Sinyal adaptasi menuju More Society 5.0 semakin kuat terlihat dari studi yang dilakukan oleh Google dan Temasek tahun 2021.
Dalam studi tersebut dinyatakan bahwa pada tahun 2020 sekitar 75 persen penduduk ASEAN telah terkoneksi internet dengan jumlah pengguna sebanyak 440 juta orang.
Baca juga: Bisnis berkelanjutan cara perkuat ekosistem ekonomi digital Indonesia
Dari jumlah itu, sebanyak 350 juta orang memanfaatkannya untuk layanan ekonomi digital dan 60 juta di antaranya adalah pengguna baru sejak merebaknya pandemi COVID-19.
"Gambaran ini menunjukkan mungkin pada 10 atau 20 tahun mendatang tidak ada lagi istilah ekonomi digital karena semua ekonomi sudah terdigitalisasi," ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Kominfo RI, lanjut dia, dikatakan hingga tahun 2030 mendatang, Indonesia membutuhkan tambahan 9 juta talenta digital atau sekitar 600 ribu orang per tahun.
"Ini untuk mendukung usaha bisnis digital seperti UMKM, E-Commerce, Edutech, Healthtech, dan lain-lain. Ini peluang bagi para lulusan teknologi Informasi," ucapnya.
Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti (WDS) Denpasar (induk ITB STIKOM Bali) Drs Ida Bagus Dharmadiaksa, MSi, Ak, CA, dalam sambutan pembuka mengatakan kuliah industri ini untuk memperkenalkan dunia kerja kepada mahasiswa agar menghasilkan link and match atau kesetaraan dan kesepadanan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
"Kuliah industri ini merupakan salah satu agenda akademik yang wajib diikuti oleh seluruh civitas mahasiswa ITB STIKOM Bali untuk memperluas wawasan pengetahuan berkaitan dengan dunia kerja do bidang IT," kata Dharmadiaksa.
Ketua Panitia Kuliah Industri ITB STIKOM Bali Bagus Made Sabda Nirmala, SSi, MEng menjelaskan, topik yang dibahas adalah topik kekinian, mulai dari e-commerce, data science – augmented reality, creative content, cyber security, dan digital marketing and branding.
Kemudian topik NFT pada industri kreatif grapich design, blockchain and crypto currency, creativepreuneur, industry food and beverage, cloud platform technology, dunia saham dan investasi hingga industri software engineering.
Menurut Bagus Sabda, sasaran utama dalam kuliah industri ini adalah mahasiswa aktif STIKOM Bali yang disiapkan untuk menjadi sumber daya manusia berdaya saing tinggi untuk berkompetisi dalam era revolusi industri 4.0.
"Selain itu, membuka wawasan mahasiswa dengan mendengar pengalaman langsung oleh para pakar dan praktisi dari dunia industri serta sharing informasi mengenai trend perkembangan industri digital saat ini.
Sementara itu, narasumber Furin Ongko (Lead Technical Program Manager Amazon Web Services) yang mengupas peran penting teknologi cloud computing di masa new normal, I Putu Gede Rahman Desyanta (CEO kepeng.id) membahas pengaruh crypto currency dan teknologi blockchain di masa depan.
Sedangkan I Putu Sudiarta (CEO PT Bamboomedia Cipta Persada) membahas content creator, perancang sepatu dan pemilik paten Niluh Djelantik memaparkan pemanfaatan dan pemaksimalan aplikasi e-commerec di era new normal.
Ada juga pendiri dan CEO Digital Lontar Nusatara I Wayan Lovayana membahas Data Science dan Machine Learning melalui Game Augmented dan Virtual Reality.
Mantan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra membagi pengalamannya bagaimana menjadi kreatif dan berpenghasilan di usia muda, dan Yus Sudibya CEO InfoDenpasar.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: