Shanghai (ANTARA) - Saham-saham China jatuh pada akhir perdagangan Kamis, mengikuti kemerosotan global setelah risalah pertemuan Federal Reserve menunjukkan kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat dari perkiraan, dipimpin oleh kerugian pada pengembang real estat dan kebutuhan pokok konsumen.

Indikator utama Bursa Efek Shanghai, Indeks Komposit Shanghai terpangkas 0,25 persen atau 9,10 poin menjadi menetap di 3.586,08 poin, sedangkan indeks saham-saham unggulan China CSI300 merosot 1,02 persen atau 49,89 poin menjadi berakhir di 4.818,23 poin.

Sementara itu, Indeks Hang Seng Hong Kong terangkat 0,72 persen atau 165,60 poin menjadi ditutup di 23.072,86 poin, dan indeks Hong Kong China Enterprises (HSCE) memguat 0,66 persen atau 53,23 poin menjadi menetap di 8.068,93 poin.

Pasar kerja yang "sangat ketat" dan inflasi yang tidak mereda mungkin mengharuskan Federal Reserve menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan dan mulai mengurangi kepemilikan aset secara keseluruhan sebagai rem kedua pada perekonomian, kata pembuat kebijakan bank sentral AS dalam pertemuan mereka bulan lalu.

Pandangan para pejabat bank sentral AS yang lebih hawkish dari yang diharapkan mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi, berpotensi menguras likuiditas dari pasar negara-negara berkembang.

Aktivitas di sektor jasa China berkembang lebih cepat pada Desember di tengah permintaan yang lebih tinggi dan berkurangnya tekanan inflasi, tetapi berlanjutnya wabah COVID-19 skala kecil membebani prospek, survei sektor swasta menunjukkan.

China akan memastikan pertumbuhan ekonomi yang stabil pada kuartal pertama tahun 2022, pemerintah akan menerapkan pemotongan pajak dan biaya yang lebih besar untuk bisnis dan akan memberikan dukungan yang ditargetkan untuk sektor yang terkena dampak COVID, Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan pada Rabu (5/1/2022).

Baca juga: IHSG ditutup melemah di tengah sentimen suku bunga The Fed
Baca juga: Nikkei catat penurunan terbesar 6 bulan setelah risalah Fed "hawkish"
Baca juga: Saham Australia berakhir anjlok, risalah Fed pukul sektor teknologi