Tokyo (ANTARA) - Nikkei Jepang mencatat penurunan terbesar dalam enam bulan pada akhir perdagangan Kamis, karena investor menjual saham pertumbuhan yang mahal setelah risalah pertemuan Federal Reserve AS yang hawkish memicu aksi jual di Wall Street tadi malam.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) tergelincir 2,88 persen atau 844,29 poin menjadi ditutup di 28.487,87 poin, membukukan penurunan terbesar sejak Juni. Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas jatuh 2,07 persen atau 42,26 poin menjadi 1.997,01 poin.

Mothers Index, yang melacak perusahaan-perusahaan rintisan anjlok 4,9 persen ke level terendah 19 bulan, kehilangan hampir 11 persen dalam tiga sesi pertama tahun 2022.

Baca juga: Saham Jepang jatuh karena risalah Fed "hawkish", Toyota lanjutkan reli

Saham-saham AS turun tajam semalam, dengan Nasdaq jatuh lebih dari 3,0 persen dalam penurunan terbesar sejak Februari, setelah risalah pertemuan terakhir Fed mengisyaratkan bank sentral dapat menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan.

"Nikkei memperpanjang kerugian karena kontrak berjangka AS jatuh (dalam jam perdagangan Asia). Investor khawatir pasar AS akan jatuh lebih jauh malam ini," kata Kazuharu Konishi, kepala ekuitas di Mitsubishi UFJ Kokusai Asset Management.

"Investor tampaknya hampir membuang saham-saham (berkapitalisasi) kecil. Sepertinya tidak hanya individu tetapi juga institusi mengalihkan uang mereka ke saham besar, likuid, dan murah dari saham yang lebih kecil dengan valuasi yang lebih tinggi."

Baca juga: Saham Jepang ditutup lebih tinggi, sektor teknologi batasi keuntungan

Toyota Motor menyerahkan kenaikan awal menjadi ditutup melemah 0,3 persen, sementara Sony Group terperosok 6,9 persen setelah kenaikan hampir 4,0 persen pada Rabu (5/1/2022).

Pemilik toko pakaian Uniqlo, Fast Retailing kehilangan 4,9 persen setelah penjualan Desember perusahaan merosot 11,1 persen.

Pembuat peralatan medis Terumo jatuh 9,0 persen setelah Mizuho Securities memangkas target harga sahamnya, sementara platform layanan medis M3 merosot 6,7 persen.

Sektor asuransi naik tipis 0,4 persen karena prospek suku bunga yang lebih tinggi dapat membantu meningkatkan pendapatan mereka, sementara bank hampir datar, dengan Shinsei Bank terangkat 3,3 persen menjadi top gainer pada Nikkei.

Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10-tahun yang dijadikan acuan mencapai level tertinggi sembilan bulan, mengikuti peningkatan imbal hasil AS.