Jakarta (ANTARA News) - PT Metropolitan Land (Metland) melepas 25 persen sahamnya ke publik melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO) sebanyak 1,894 miliar dengan harga Rp240 per lembar saham.

Metropolitan Land menargetkan dana IPO sebesar Rp455 miliar. Pelaksanaan penawaran saham Metropolitan Land itu dilakukan pada Senin (13/6) hingga tiga hari ke depan.

Vice Director Corporate Affairs and Corporate Secretary Metland, Olivia Surojo, di Jakarta, Senin mengatakan, rencananya dana dari penawaran saham itu akan digunakan sebagai pengembangan proyek perusahaan.

"Kami mulai tawarkan hari ini. Ada 1,894 miliar lembar saham yang akan dilepas ke publik, dengan target perolehan dana sebesar Rp455 miliar. Dana tersebut, diantaranya akan kami gunakan untuk pengembangan beberapa proyek baru, berupa mal, apartemen strata title dan perluasan `existing` hotel," ujar dia.

Selain itu, lanjut dia, dana hasil penawaran umum perdana saham itu juga akan digunakan untuk pembelian saham anak usaha dan modal kerja.

Dalam pelaksanaan IPO itu, pihaknya telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas dan PT Nikko Securities Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi.

Director Investment Banking Nikko Securities, Widya Bharata mengatakan, saham Metland diyakini akan mampu direspon baik oleh pelaku pasar.

"Respons investor cukup baik. Dari porsi saham yang harus kami jual sendiri yang senilai Rp300 miliar, kami sudah pastikan sebesar Rp270 miliar dari investor institusi asing. Tepatnya dari Singapura. Selebihnya sekitar Rp30 miliar akan kami arahkan ke investor lokal," kata dia.

Ia mengatakan, pembeli saham perusahaan lebih ditujukan pada investor yang memliki orientasi investasi untuk jangka panjang.

"Kita lebih memilih 'private equity' karena mereka investasi dengan jangka panjang sekitar 3-5 tahun. Properti Indonesia dinilai murah juga menjadi daya tarik `private equity`," katanya.

Sementara, Direktur Danareksa Sekuritas, David Agus menambahkan, pada tahun ini diperkirakan saham sektor properti akan lebih semarak pergerakkannya seiring dengan harga properti yang meningkat selama dua tahun terakhir ini.

"Kita lihat harga properti dua tahun terakhir ini, naik signifikan. Namun sahamnya belum bergerak signifikan, maka diprediksikan pada tahun ini sektor properti akan banyak peminat," ujar dia.

Ia menambahkan, saham sektor properti cenderung lebih diminati investor yang berorientasi investasi jangka panjang.

"Investor properti itu lebih cocok bagi investor jangka pangang," ujarnya.

(T.KR-ZMF/B/A023/A023) (ANTARA)