KSP tekankan pemerintah terus berupaya benahi aplikasi PeduliLindungi
5 Januari 2022 19:17 WIB
Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo (kanan) berdiskusi dengan Bupati Kendal Dico Ganinduto (kiri) di Kantor Bupati Kendal, Jawa Tengah, Rabu (5/1/2022), terkait dengan penanganan COVID-19 daerah. ANTARA/HO-KSP.
Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden (KSP) menekankan pemerintah terus berupaya melakukan pembenahan dan penyempurnaan aplikasi PeduliLindungi yang saat ini dinilai belum optimal.
Dalam pertemuan dengan Bupati Kendal Dico Ganinduto di Kendal, Jawa Tengah, Rabu, KSP mengimbau masyarakat tetap disiplin dalam menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo, sebagaimana siaran pers yang diterima, di Jakarta, Rabu, berharap masyarakat tetap disiplin menggunakan aplikasi PeduliLindungi karena aplikasi ini bukan hanya untuk mencegah orang yang positif berkeliaran, melainkan juga memudahkan Pemerintah menginformasikan warga yang mungkin tidak sadar pernah berdekatan dengan orang yang positif.
Berdasarkan pantauan dari tim tenaga ahli KSP yang menjalankan fungsi monitoring dan evaluasi upaya penanganan COVID-19 di beberapa kota dan kabupaten, kata Abraham, penggunaan aplikasi PeduliLindungi di daerah masih belum optimal.
Permasalahan teknis aplikasi PeduliLindungi masih terjadi di daerah dengan keterbatasan akses internet, misalnya di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Menurut Bupati Kendal Dico Ganinduto, penggunaan aplikasi PeduliLindungi di daerah juga masih belum diawasi dengan ketat sehingga masih belum maksimal dalam melacak sebaran virus.
"Kesulitannya terkait dengan pengecekan. Untuk memastikan kesehatan pengunjung di suatu lokasi, seharusnya semua orang wajib memakai PeduliLindungi. Namun, karena ini suatu yang baru, aplikasi ini juga masih sering error," kata Dico.
Walaupun begitu, Dico juga menegaskan bahwa aplikasi PeduliLindungi telah banyak membantu Pemerintah dalam mengidentifikasi dan mendeteksi masyarakat melalui lacak data lokasi dan informasi secara digital.
Dengan adanya informasi lokasi pengguna yang dibagikan saat bepergian, kata dia, hal ini memudahkan pemerintah mengawasi dan mendeteksi pergerakan orang-orang yang terpapar COVID-19 selama 14 hari ke belakang.
"Yang perlu ditingkatkan adalah ketegasannya. Ketegasannya harus kompak. Kalau ada tempat umum yang ketahuan tidak memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi, tempat tersebut harus ditutup," kata Dico.
Baca juga: Anies minta warga tak datangi tempat tanpa aplikasi PeduliLindungi
Baca juga: Luhut sebut terjadi penurunan penggunaan PeduliLindungi di Jawa-Bali
Dalam pertemuan dengan Bupati Kendal Dico Ganinduto di Kendal, Jawa Tengah, Rabu, KSP mengimbau masyarakat tetap disiplin dalam menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo, sebagaimana siaran pers yang diterima, di Jakarta, Rabu, berharap masyarakat tetap disiplin menggunakan aplikasi PeduliLindungi karena aplikasi ini bukan hanya untuk mencegah orang yang positif berkeliaran, melainkan juga memudahkan Pemerintah menginformasikan warga yang mungkin tidak sadar pernah berdekatan dengan orang yang positif.
Berdasarkan pantauan dari tim tenaga ahli KSP yang menjalankan fungsi monitoring dan evaluasi upaya penanganan COVID-19 di beberapa kota dan kabupaten, kata Abraham, penggunaan aplikasi PeduliLindungi di daerah masih belum optimal.
Permasalahan teknis aplikasi PeduliLindungi masih terjadi di daerah dengan keterbatasan akses internet, misalnya di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Menurut Bupati Kendal Dico Ganinduto, penggunaan aplikasi PeduliLindungi di daerah juga masih belum diawasi dengan ketat sehingga masih belum maksimal dalam melacak sebaran virus.
"Kesulitannya terkait dengan pengecekan. Untuk memastikan kesehatan pengunjung di suatu lokasi, seharusnya semua orang wajib memakai PeduliLindungi. Namun, karena ini suatu yang baru, aplikasi ini juga masih sering error," kata Dico.
Walaupun begitu, Dico juga menegaskan bahwa aplikasi PeduliLindungi telah banyak membantu Pemerintah dalam mengidentifikasi dan mendeteksi masyarakat melalui lacak data lokasi dan informasi secara digital.
Dengan adanya informasi lokasi pengguna yang dibagikan saat bepergian, kata dia, hal ini memudahkan pemerintah mengawasi dan mendeteksi pergerakan orang-orang yang terpapar COVID-19 selama 14 hari ke belakang.
"Yang perlu ditingkatkan adalah ketegasannya. Ketegasannya harus kompak. Kalau ada tempat umum yang ketahuan tidak memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi, tempat tersebut harus ditutup," kata Dico.
Baca juga: Anies minta warga tak datangi tempat tanpa aplikasi PeduliLindungi
Baca juga: Luhut sebut terjadi penurunan penggunaan PeduliLindungi di Jawa-Bali
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022
Tags: