Semarang (ANTARA News) - Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Tengah mencatat terdapat tiga waduk di Jawa Tengah yang kondisinya tidak optimal dalam menghadapi musim kemarau.

"Ada satu waduk sedang dan dua waduk kecil yang volume airnya tidak optimal saat memasuki musim kemarau ini," kata Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Tengah Prasetyo Budie Yuwono, di Semarang, Minggu.

Ketiga waduk tersebut masing-masing Rawapening di kabupaten Semarang, Waduk Jombor di Kabupaten Klaten, dan Waduk Lalung di Kabupaten Karanganyar.

Ia menjelaskan, untuk Waduk Jombor dan Lalung belum optimal karena kapasitas bendungan yang memang kecil.

Adapun untuk Rawapening, lanjut dia, sebagian air yang menggenanginya harus dialirkan sesuai dengan permintaan petani sekitar.

"Banyak lahan petani yang tergenang jika kapasitas Rawapening dimaksimalkan. Sehingga sesuai dengan permintaan, sebagian air terpaksa dialirkan," katanya.

Meski demikian, ia menegaskan, 38 waduk yang ada di Jawa Tengah siap memenuhi kebutuhan air untuk pertanian dalam menghadapi musim kemarau.

Menurut dia, penggunaan air akan diatur sehingga seluruh daerah akan tercukupi kebutuhannya.

Sebelumnya, Gubernur Bibit Waluyo meminta petani mulai beralih menanam palawija, menyusul musim kemarau yang mulai melanda sejumlah daerah di provinsi ini.

"Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, mulai Juni 2011 Jawa Tengah sudah memasuki musim kemarau," katanya.

Puncak kemarau, lanjut dia, diperkirakan terjadi pada bulan Agustus.

Oleh karena itu, menurut dia, para petani harus mulai ikut menyesuaikan diri dengan pola tanam musim kemarau.

Ia menuturkan, sejumlah daerah di Jawa Tengah, seperti kawasan sebelah timur bagian utara dan tengah, sudah mulai tidak turun hujan.

"Jangan tanam padi. Air tersisa sedikit saat kemarau, mulai tanam palawija," tegasnya.

(ANTARA)