Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan wilayah Sumatra Bagian Utara merupakan kontributor pengeboran sumur pengembangan terbesar untuk tahun ini, karena total pengeboran yang direncanakan mencapai 563 sumur.
Baca juga: SKK Migas yakin Rokan kembali jadi produsen minyak terbesar di 2022 Dalam forum itu, Dwi menyampaikan bahwa migas akan semakin dibutuhkan di tengah tantangan yang ada seperti energi baru terbarukan dan penurunan emisi karbon yang merupakan komitmen dunia terhadap Persetujuan Paris.
Menurutnya, optimisme ini dilandasi oleh target 1 juta barel per hari sudah menjadi target nasional dan tidak hanya target SKK Migas-KKKS.
Baca juga: Perusahaan nasional diminta ambil peluang kelola industri hulu migas "Persetujuan atas insentif dalam rangka meningkatkan keekonomian yang diberikan Pemerintah akhir-akhir ini menunjukkan komitmen kuat untuk dukungannya terhadap industri hulu migas," tambahnya.
Lebih lanjut Dwi menyampaikan jika ada upaya pengurangan emisi karbon dioksida, maka terbuka untuk dilakukan kembali menghitung keekonomian dengan kondisi yang ada dan mendapatkan insentif.
Adapun bila ada isu asing keluar dari Indonesia, maka menjadi kesempatan bagi pemain lokal hulu migas untuk meningkatkan investasinya.
“Tentu saja multiplier effect industri hulu migas terhadap perekonomian nasional dan daerah harus dijaga dan ditingkatkan, termasuk untuk vendor lokal," pesan Dwi.
Pada kegiatan pertemuan dengan KKKS Sumatra Bagian Utara terdapat pula pertemuan dengan vendor lokal. Kegiatan ini adalah langkah untuk peningkatan investasi dan produksi migas nasional memberikan efek berganda bagi pengusaha nasional dan daerah.