Jakarta (ANTARA) - Polisi menyelidiki kasus pengancaman oleh preman kepada anggota Sistem Komunikasi Masyarakat (Siskomas) Ade Saputra yang berusaha menghentikan pencopetan di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur.

Kapolsek Pulogadung AKP David Ricardo mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan kasus tersebut.

"Ya tentu (diselidiki) lah," kata David Richardo di Jakarta.

Dikonfirmasi terpisah, Kanit Reskrim Polsek Pulogadung AKP Heru mengatakan, korban belum membuat laporan kasus pengancaman tersebut.

"Tetapi tetap kami tindaklanjuti untuk kami mengungkap pejambret yang ada di Terminal Pulogadung," ujar Heru.

Baca juga: Antisipasi copet, petugas gabungan jaga Terminal Kalideres saat Natal

Anggota Siskomas Pulogadung Ade Saputra membagikan kisahnya melalui media sosial ketika berusaha menghentikan pencopetan di Terminal Pulogadung, namun justru mendapat ancaman dari preman.

Ade mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (2/1) malam, saat ia bersama istrinya sedang melewati Terminal Pulogadung dan kondisi jalanan macet.

"Enggak lama kemudian, istri saya melihat motor dari arah terminal, boncengan cewek sama cowok. Istri saya melihat cewek ini tasnya sudah dirogoh sama pencopet," kata Ade.

Baca juga: Sindikat copet asal Jakarta susun rencana besar di ajang MotoGP 2022

Istri Ade lantas berteriak. Ade kemudian turun dari mobilnya. Ia sempat memiting leher pencopet itu.

Bahkan Ade juga telah meminta bantuan dari warga sekitar yang menyaksikannya.

Namun, saat dia hendak mengeluarkan borgol dari dalam tas, warga di sekitar lokasi tidak ada yang membantunya. Pencopet itu kemudian berteriak dan minta tolong teman-temannya.

"Keluar semua dari terminal. Satu orang mau memukul saya, saya menghindar. Terpaksa saya lepas itu copet demi keselamatan saya," ujar Ade.