Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan hal itu merupakan bagian dari "active case finding" (ACF) atau "test and tracing" untuk mendeteksi kasus COVID-19.
"Pada saat PTM kita melakukan 'active case finding' dengan tiap minggu, 10 persen sekolah akan ada ACF berupa usap murid dan guru supaya bisa mempunyai gambaran potensi peningkatan kasus, itu yang kita intens," kata Dwi saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Dwi menyebutkan di tiap sekolah juga akan ditugaskan Satgas COVID-19 yang memantau protokol kesehatan murid dan guru sehingga mereka bisa saling mengingatkan untuk berdisiplin dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes).
Untuk jam belajar, kata dia, juga ada aturan untuk dikurangi di tahap awal sehingga jam belajar lebih singkat.
Pihak sekolah juga diawasi dan didorong untuk melakukan evaluasi serta perbaikan harian dengan tujuan agar bisa menyempurnakan hal yang secara teknis belum sesuai prokes.
"Kami bersama Dinas Pendidikan memantau ketat untuk perkembangan kasus, kemudian setiap kasus juga, kalau ada anak yang kena, maka pasti kita akan gali lebih lanjut sekolahnya dan sebagainya untuk dilakukan penelusuran kontak juga," tutur Dwi.
Dwi meyakinkan bahwa pemerintah tidak akan stagnan dalam memantau pelaksanaan PTM dan langkah yang diambil kemudian akan bergantung pada kondisi yang terjadi di lapangan.
"Pada saat situasi yang mengharuskan kita membatasi aktivitas, pasti akan dilakukan. karena jangan sampai kemudian rantai penularannya berkelanjutan," katanya.
Baca juga: Wagub DKI: Belum ada temuan kasus Omicron sepanjang pelaksanaan PTM
Baca juga: Sudin Pendidikan Jaksel perketat prokes saat PTM 100 persen