Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia saat dihubungi di Jakarta, Selasa, mengatakan kasus pertama adalah pelaku perjalanan dari Medan-Jakarta yang merupakan seorang pengusaha bersama pasangannya.
Kemudian, petugas kebersihan yang bertugas di Wisma Atlet dan dua orang yang dikarantina di Wisma Atlet.
Akan tetapi, dari temuan COVID-19 varian Omicron sebanyak 162 kasus di DKI Jakarta itu, sebagian besarnya adalah pelaku perjalanan luar negeri.
Dwi menjelaskan saat ini secara global kasus Omicron memiliki jumlah yang lebih tinggi dibandingkan varian lainnya.
Karena menjadi kasus mayoritas, Dwi menyebutkan, kasus COVID-19 varian Omicron menjangkiti pelaku perjalanan luar negeri jadi lebih tinggi.
"Mungkin mayoritas sudah ke arah Omicron, mungkin yang di luar negeri ya," kata dia.
Untuk mencegah penularan Omicron lebih meluas, Dwi mengatakan, setiap orang yang datang dari luar negeri menjalankan tes usap sebelum masuk karantina dan dan sehari sebelum keluar dari karantina.
"Prinsipnya adalah dilakukan tes entri dan exit test. Entri itu waktu dia kedatangan, exit test itu di hari terakhir saat masa karantina untuk memastikan kondisi mereka tidak ada yang terinfeksi COVID-19," kata Dwi.
Baca juga: Ini keinginan Dinkes DKI terkait antisipasi Omicron
Baca juga: Dinkes DKI masifkan deteksi dini tangkal varian Omicron
Baca juga: Dinkes DKI sosialisasi lokasi vaksinasi anak usia 6-11 tahun di medsos