Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) belum akan menahan apresiasi rupiah yang saat ini mencapai Rp8.500 per dolar AS namun akan memperhatikan dan terus menjaganya untuk tetap stabil.
"Temanya bukan ke level tapi kestabilannya dijaga. Menurut kami stabil karena dia tidak mengganggu keseimbangan eksternal maupun internal," ujar Deputi Gubernur BI Budi Mulya di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, BI akan terus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penguatan rupiah termasuk tren apresiasi mata uang di negara-negara berkembang lainnya.
"BI lihat faktor-faktor yang mempengaruhi nilai rupiah, tren penguatan mata uang bukan hanya di Indonesia tapi juga di negara emerging, itu tren penguatan masih bergulir. Likuiditas global mencari return pada ekonomi yang kuat fundamentalnya," ujarnya.
Budi menjelaskan penguatan ini baik untuk menahan imported inflation sehingga hingga saat ini perkiraan dan ekspektasi laju inflasi belum membesar, namun daya saing perdagangan Indonesia dapat terpengaruh.
"Kalau mau termitigasi terus, rupiah terus menguat, tapi bagaimana impact-nya bagaimana terhadap competitiveness. Ini pekerjaan dilematis, tugas kita menjaga di tengah supaya dilematisnya terminimalkan," ujarnya.
Budi belum dapat memperkirakan pada level berapa rupiah berada pada kisaran ideal yang dapat menahan laju inflasi dan tidak mempengaruhi surplus neraca perdagangan.
"Kalau kita tetapkan kisaran berarti kan kita mengejar level, somewhere sekitar ini. Pokoknya BI memberi kepastian jaga stabilitas rupiah," ujarnya.
Sebelumnya, pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan penguatan rupiah hingga Rp8.500 per dolar AS harus diwaspadai karena dapat menganggu surplus neraca perdagangan.(*)
ANT
BI Terus Jaga Rupiah
9 Juni 2011 17:28 WIB
Mata Uang Rupiah. (Istimewa)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Tags: