SKK Migas dorong KKKS percepat produksi gas bumi
3 Januari 2022 21:47 WIB
Infrastruktur gas bumi PT PGN Tbk. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan porsi pemanfaatan gas dalam bauran energi nasional dapat meningkat dari posisi saat ini sebesar 19 persen menjadi 22 persen pada 2025. ANTARA/HO-PGN/am.
Pekanbaru (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau KKKS untuk mempercepat produksi gas bumi yang diperuntukkan dalam program transisi energi.
"Kalau punya sumber gas harus betul-betul secepatnya menyiapkan untuk bisa berproduksi, ini penting," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Pekanbaru, Riau, Senin.
Sepanjang 2022, pemerintah menargetkan produksi gas bumi sebanyak 5.800 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) guna memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakat, transportasi, hingga industri.
Dwi menyampaikan bahwa industri hulu migas masih akan memegang peran strategis dalam pembangunan nasional, karena sektor migas tidak hanya sebagai sumber energi dan bahan baku industri ataupun sumber penerimaan negara, namun lokomotif penggerak perekonomian nasional dengan menciptakan efek berganda dan terus berupaya meningkatkan kapasitas nasional.
Berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM, Indonesia memiliki cadangan gas bumi sebanyak 62,4 triliun kaki kubik dengan cadangan terbukti sebanyak 43,6 triliun kaki kubik.
Alasan pemerintah menjadikan gas bumi sebagai pendukung transisi energi karena gas mudah didistribusikan dan disimpan, serta rendah emisi karbon.
Berdasarkan data The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), badan PBB untuk menilai ilmu terkait perubahan iklim, gas bumi hanya menghasilkan 469 gram karbon dioksida per kilowatt jam (kWh).
Angka emisi itu lebih rendah dibandingkan batu bara yang mencapai 1.001 gram karbon dioksida per kWh dan minyak bumi sebesar 840 gram karbon dioksida per kWh.
Dalam proyeksi kebutuhan energi Indonesia yang dirumuskan Dewan Energi Nasional, porsi bauran energi untuk gas alam diproyeksikan meningkatkan selama 29 tahun ke depan.
Dwi menyampaikan bahwa sikap pemerintah Indonesia adalah bagaimana mempercepat monetisasi dari cadangan-cadangan tersebut.
Dia berharap lifting dapat terus meningkat agar bisa memperkuat neraca gas secara nasional dan mendukung upaya membangun ketahanan energi nasional dan mendukung pula ketersediaan sebagai bahan baku industri pengguna gas.
"Negara sangat terbuka untuk berbicara tentang keekonomian. Itu sudah dibuktikan," pungkasnya.
Baca juga: PGN perkuat infrastruktur dan pasokan gas bumi, dukung transisi energi
Baca juga: SKK Migas dorong digitalisasi aset hulu minyak dan gas bumi
Baca juga: IOG 2021 hasilkan 41 kesepakatan migas senilai 3,62 miliar dolar AS
"Kalau punya sumber gas harus betul-betul secepatnya menyiapkan untuk bisa berproduksi, ini penting," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Pekanbaru, Riau, Senin.
Sepanjang 2022, pemerintah menargetkan produksi gas bumi sebanyak 5.800 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) guna memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakat, transportasi, hingga industri.
Dwi menyampaikan bahwa industri hulu migas masih akan memegang peran strategis dalam pembangunan nasional, karena sektor migas tidak hanya sebagai sumber energi dan bahan baku industri ataupun sumber penerimaan negara, namun lokomotif penggerak perekonomian nasional dengan menciptakan efek berganda dan terus berupaya meningkatkan kapasitas nasional.
Berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM, Indonesia memiliki cadangan gas bumi sebanyak 62,4 triliun kaki kubik dengan cadangan terbukti sebanyak 43,6 triliun kaki kubik.
Alasan pemerintah menjadikan gas bumi sebagai pendukung transisi energi karena gas mudah didistribusikan dan disimpan, serta rendah emisi karbon.
Berdasarkan data The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), badan PBB untuk menilai ilmu terkait perubahan iklim, gas bumi hanya menghasilkan 469 gram karbon dioksida per kilowatt jam (kWh).
Angka emisi itu lebih rendah dibandingkan batu bara yang mencapai 1.001 gram karbon dioksida per kWh dan minyak bumi sebesar 840 gram karbon dioksida per kWh.
Dalam proyeksi kebutuhan energi Indonesia yang dirumuskan Dewan Energi Nasional, porsi bauran energi untuk gas alam diproyeksikan meningkatkan selama 29 tahun ke depan.
Dwi menyampaikan bahwa sikap pemerintah Indonesia adalah bagaimana mempercepat monetisasi dari cadangan-cadangan tersebut.
Dia berharap lifting dapat terus meningkat agar bisa memperkuat neraca gas secara nasional dan mendukung upaya membangun ketahanan energi nasional dan mendukung pula ketersediaan sebagai bahan baku industri pengguna gas.
"Negara sangat terbuka untuk berbicara tentang keekonomian. Itu sudah dibuktikan," pungkasnya.
Baca juga: PGN perkuat infrastruktur dan pasokan gas bumi, dukung transisi energi
Baca juga: SKK Migas dorong digitalisasi aset hulu minyak dan gas bumi
Baca juga: IOG 2021 hasilkan 41 kesepakatan migas senilai 3,62 miliar dolar AS
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: