Jakarta (ANTARA News) - Benarkah maraknya ponsel-ponsel buatan vendor terkenal seperti Blackberry, Nokia, Samsung, dan iPhone mengancam keberadaan dan penjualan ponsel-ponsel lokal di Indonesia?

"Itu tidak benar jika pasar ponsel lokal menurun, jika di kota besar memang, tapi tidak di daerah-daerah," kata General Manager HT Mobile, Nuramin, disela pengenalan aplikasi Me-Chat di Pameran ICC di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis.

Nuramin mengatakan terjadi penurunan penjualan ponsel lokal sebesar 50 % di kota besar tapi hal itu berbanding terbalik dengan hasil penjualan ponsel lokal di daerah yang naik sekitar 50% hingga 60%.

"Ada sekitar 1.5 juta ponsel lokal yang terjual dalam sebulannya," katanya.

Dia menjelaskan ponsel lokal sangat di gandrungi di daerah-daerah karena harganya yang murah, ponsel bisa diganti dengan yang baru dan model-model ponsel yang menarik.

Dulu, orang ragu jika ingin membeli ponsel karena mahal tapi sekarang dengan harga Rp100 ribu hingga Rp. 300 ribu orang bisa menggonta-ganti ponsel dan ada fenomena ponsel itu bukan sekedar alat komunikasi tapi juga fashion karena model-modelnya yang menarik.

"Orang tertarik dengan harga Rp100 ribu lebih dikit tapi dengan seribu pilihan model," katanya.

"Memang jika ada pergi ke kota-kota besar, jarang ada baliho atau spanduk tentang ponsel lokal. Tapi, jika anda pergi ke daerah atau ke kecamatan anda akan menemukan baliho besar ponsel lokal terpampang," katanya.

Nuramin mengatakan bahwa sekitar 80% penjualan ponsel lokal HT Mobile terjadi di pulau Jawa.

"Setiap ponsel ada segmenya masing-masing," katanya.

(Adm/S026)