Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta Selasa bergerak dalam kisaran terbatas dengan kecenderungan melemah.

Kurs rupiah terhadap dolar AS melemah 17 poin menjadi Rp8.517 dibandingkan posisi terakhir sebelumnya Rp8.500.

Analis Valuta Asing Harvest International Futures, Tony Mariano, di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa pergerakkan rupiah hari ini tertekan seiring dengan pergerakkan mata uang Asia lainnya.

"Setelah rupiah mengalami penguatan, beberapa investor mengambil posisi `profit taking` namun tidak signifikan," katanya.

Ia mengatakan, posisi rupiah saat ini juga tengah memasuki area overbought (jenuh beli), kendati demikian tendensi penguatan rupiah masih tinggi ke depannya seiring dengan melambatnya ekonomi AS.

Selain itu, ia mengemukakan, jelang berakhirnya kebijakan pembelian obligasi pemerintah kuartal kedua senilai 600 miliar dolar AS pada Juni ini menambah data-data ekonomi negatif untuk AS dalam melakukan pertumbuhan.

Selain itu, kata dia, naiknya tingkat pengangguran di AS dari sembilan persen pada bulan April menjadi 9,1 persen pada bulan Mei menjadi katalis melambatnya pertumbuhan ekonomi AS.

"Dengan melambatnya pertumbuhan AS saat ini, akan membuat investor datang ke negara-negara berkembang di Asia termasuk Indonesia yang memiliki fundamental ekonomi yang positif ke depannya," ujarnya.

Ia menambahkan, dengan positifnya fundamental ekonomi dalam negeri maka akan mengundang datangnya investor asing ke dalam negeri sehingga membuat rupiah akan menguat.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mencatat kurs tengah hari ini bergerak melemah ke level Rp8.529 per dolar AS, dibandingkan dengan perdagangan periode sebelumnya sebesar Rp8.506 per dolar AS. (*)