Korban Tewas KM Martasiah Menjadi 26 Orang
7 Juni 2011 13:37 WIB
Petugas Satpolair Polres Kotabaru, KPPP dan SAR Kalsel melakukan pembongkaran dinding kapal PM Martasiah yang terbalik di perairan Tanjung Dewa Kecamatan Kelumpang Tengah untuk mengevakuasi korban yang masih terperangkap di dalam kapal, Selasa (7/6). (ANTARA/Herry Murdy Hermawan)
Kotabaru (ANTARA News) - Korban tewas akibat tenggelamnya kapal penumpang dan barang KM Martasiah di Tanjung Dewa, Kelumpang Utara, Kotabaru, Kalimantan Selatan, Senin (6/6), bertambah menjadi 26 orang.
Koordinator tim pencarian dan penyelamatan, (SAR) Rusliansyah, mengatakan tim evakuasi masih terus melakukan penyisiran di sekitar lokasi kejadian.
"Pencarian korban baru akan dihentikan, setelah tidak ditemukan tanda-tanda masih adanya korban yang tersisa," ujar Rusliansyah.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kotabaru, drg Cipta Waspada, menyebutkan bahwa dari 26 korban tewas, 18 korban di antaranya ditemukan pasca musibah hingga Senin dini hari, sedangkan sembilan korban tewas lainnya ditemukan Selasa pagi.
Sedangkan korban selamat, yang berjumlah 73 orang, sebagian dirawat di ruang instalasi rawat intensif (ICCU), sebagian menjalani rawat inap, dan sisanya menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotabaru.
Di kesempatan terpisah, Plt Direktur Rumah Sakit Umum Kotabaru, H dr Sudarsono Kyai Demak, menyebutkan bahwa korban selamat yang masih dirawat di ruang ICCU atas nama Aida Susanti, warga Kotabaru.
Tim evakuasi penyelamatan dari sejumlah intansi kembali menemukan tiga mayat korban tenggelamnya KM Martasiah di Tanjung Dewa, Kelumpang Tengah, Kotabaru, Kalimantan Selatan, Senin (6/6).
Ia menuturkan tidak tertutup kemungkinan masih akan ditemukan korban selamat dan korban meninggal dunia, karena informasi soal jumlah penumpang masih simpang siur.
Sementara itu, KM Martasiah merupakan jenis kapal kayu yang mengangkut penumpang dan barang.
Kapal itu melayani pelayaran Kotabaru-Geronggang, Kelumpang Tengah, untuk menempuh perjalanan ke Geronggang yang memerlukan waktu tempuh sekitar 2-3 jam.
Rencananya, KM Martasiah, Senin (6/6) sekitar pukul 10.00WITA bertolak dari pelabuhan Panjang Kotabaru menuju pelabuhan Geronggang.
Baru sekitar 1-1,5 jam berlayar, atau tepatnya di perairan Tanjung Dewa, lambung kapal sebelah kanan dihantam ombak dan angin kencang yang membuat kapal oleng dan akhirnya tenggelam.
(ANTARA)
Koordinator tim pencarian dan penyelamatan, (SAR) Rusliansyah, mengatakan tim evakuasi masih terus melakukan penyisiran di sekitar lokasi kejadian.
"Pencarian korban baru akan dihentikan, setelah tidak ditemukan tanda-tanda masih adanya korban yang tersisa," ujar Rusliansyah.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kotabaru, drg Cipta Waspada, menyebutkan bahwa dari 26 korban tewas, 18 korban di antaranya ditemukan pasca musibah hingga Senin dini hari, sedangkan sembilan korban tewas lainnya ditemukan Selasa pagi.
Sedangkan korban selamat, yang berjumlah 73 orang, sebagian dirawat di ruang instalasi rawat intensif (ICCU), sebagian menjalani rawat inap, dan sisanya menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotabaru.
Di kesempatan terpisah, Plt Direktur Rumah Sakit Umum Kotabaru, H dr Sudarsono Kyai Demak, menyebutkan bahwa korban selamat yang masih dirawat di ruang ICCU atas nama Aida Susanti, warga Kotabaru.
Tim evakuasi penyelamatan dari sejumlah intansi kembali menemukan tiga mayat korban tenggelamnya KM Martasiah di Tanjung Dewa, Kelumpang Tengah, Kotabaru, Kalimantan Selatan, Senin (6/6).
Ia menuturkan tidak tertutup kemungkinan masih akan ditemukan korban selamat dan korban meninggal dunia, karena informasi soal jumlah penumpang masih simpang siur.
Sementara itu, KM Martasiah merupakan jenis kapal kayu yang mengangkut penumpang dan barang.
Kapal itu melayani pelayaran Kotabaru-Geronggang, Kelumpang Tengah, untuk menempuh perjalanan ke Geronggang yang memerlukan waktu tempuh sekitar 2-3 jam.
Rencananya, KM Martasiah, Senin (6/6) sekitar pukul 10.00WITA bertolak dari pelabuhan Panjang Kotabaru menuju pelabuhan Geronggang.
Baru sekitar 1-1,5 jam berlayar, atau tepatnya di perairan Tanjung Dewa, lambung kapal sebelah kanan dihantam ombak dan angin kencang yang membuat kapal oleng dan akhirnya tenggelam.
(ANTARA)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011
Tags: