Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang Rupiah pada Senin pagi menguat terhadap nilai tukar dolar AS sebesar 22 poin menjadi Rp8.504 dibanding posisi sebelumnya senilai Rp8.526.

"Penguatan nilai tukar terhadap dolar AS juga terjadi di semua mata uang Asia lainnya," kata Analis pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, ancaman lembaga pemeringkat internasional Moody?s untuk menurunkan peringkat utang AS membuat mata uang AS tertekan.

"Sentimen yang masih belum begitu baik terhadap ekonomi AS akan membawa pelemahan dolar AS terhadap mata uang Asia hari ini termasuk rupiah," kata dia.

Ia memaparkan, tingkat pangangguran AS naik lagi dari 9 persen pada bulan April lalu menjadi 9,1 persen pada bulan Mei tahun ini.

Ia menambahkan, data-data ekonomi AS terus menunjukkan perlambatan menjelang berakhirnya kebijakan pembelian obligasi pemerintah kuartal kedua senilai 600 miliar dolar AS pada Juni ini.

"Perlambatan ekonomi AS membuat spekulasi berlanjutnya program kuartal ketiga untuk mencegah penurunan ekonomi yang berlanjut," katanya.

Ia menambahkan, disaat yang sama pemerintah AS dihadapkan pada kondisi anggaran yang memburuk dan kebutuhan untuk menaikkan batas utang diatas 14,2 triliun dolar AS.

Analis valas Asjaya Indosurya Securities Reza Priyambada menambahkan, data ekonomi AS yang dianggap mengecewakan membuat mata uang dollar AS ditransaksikan menjadi kurang diminati di pasar uang.

"Serangkaian data ekonomi mengecewakan, mulai dari sektor pabrik hingga ke pasar tenaga kerja, membuat dollar AS menjadi kurang diminati dibanding mata uang yang ber-yield lebih tinggi," kata dia.
(*)