Pawang Gajah Juga Mesti Berbahasa Inggris
3 Juni 2011 19:48 WIB
Sejumlah perawat gajah berpatroli dengan mengendarai gajah Sumatera di Pusat Konservasi Gajah (PKG) di Minas, Riau, Selasa (31/5). (ANTARA/FB Anggoro)
Pekanbaru (ANTARA News) - Pusat Konservasi Gajah (PKG) Provinsi Riau mewajibkan pawang gajah (mahot) belajar Bahasa Inggris untuk mempromosikan pelestarian satwa bongsor itu kepada turis mancanegara.
"Supaya mahot kita bisa lebih komunikatif kepada turis bule yang datang kemari," kata Kepala PKG Riau, Muslino, di Minas, Jumat.
Ia mengakui kendala bahasa bisa mempengaruhi pelayanan kepada turis yang berkunjung. Menurut dia, PKG berharap para mahot bisa memberikan penjelasan cukup detail mengenai gajah dan habitatnya.
"Misalkan menjelaskan perbedaan yang mudah antara gajah jantan dan betina ke turis asing," ujarnya.
Dia berharap penguasaan bahasa asing, maka menghindari kesalahpahaman turis asing dalam melihat cara gajah di PKG Riau dipelihara.
"Supaya pesan benar-benar disampaikan dan tak terjadi salah persepsi," ujarnya.(*)
F012/S016
"Supaya mahot kita bisa lebih komunikatif kepada turis bule yang datang kemari," kata Kepala PKG Riau, Muslino, di Minas, Jumat.
Ia mengakui kendala bahasa bisa mempengaruhi pelayanan kepada turis yang berkunjung. Menurut dia, PKG berharap para mahot bisa memberikan penjelasan cukup detail mengenai gajah dan habitatnya.
"Misalkan menjelaskan perbedaan yang mudah antara gajah jantan dan betina ke turis asing," ujarnya.
Dia berharap penguasaan bahasa asing, maka menghindari kesalahpahaman turis asing dalam melihat cara gajah di PKG Riau dipelihara.
"Supaya pesan benar-benar disampaikan dan tak terjadi salah persepsi," ujarnya.(*)
F012/S016
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Tags: