Catatan Akhir Tahun
Menjawab tantangan transportasi masa pandemi
Oleh Adimas Raditya Fahky P
29 Desember 2021 18:59 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) pada acara Jumpa Pers Akhir Tahun 2021, di Jakarta, pada Selasa (21/12/2021). ANTARA/HO-BKIP Kemenhub/am.
Jakarta (ANTARA) - Komitmen pemerintah untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur di bidang transportasi terus berusaha diwujudkan meski tengah dilanda krisis kesehatan, yaitu pandemi COVID-19.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan, pemerintah terus berupaya mengendalikan penyebaran COVID-19 di Indonesia, sehingga aktivitas sosial dan ekonomi bisa berjalan lebih baik.
Namun demikian, pembangunan infrastruktur transportasi dengan konsep Indonesia sentris, yaitu tidak hanya di Jawa, tetapi ke seluruh wilayah Indonesia terus dilakukan. Dengan begitu, konektivitas antarwilayah yang dapat menyatukan masyarakat Indonesia akan dapat tercapai.
Selain pandemi, tantangan pembangunan di sektor transportasi Indonesia adalah bagaimana meningkatkan indeks logistik nasional.
Sejumlah upaya telah dilakukan, di antaranya mengoptimalkan tol laut, membangun sejumlah pelabuhan misalnya Pelabuhan Patimban, hingga digitalisasi pelayanan kepelabuhanan.
Selanjutnya, tantangan mengenai perubahan iklim. Kemenhub terus mendukung upaya efisiensi energi baik pada sarana maupun prasarana transportasi dengan memanfaatkan energi terbarukan (nonfosil).
Sejumlah upaya yang dilakukan antara lain menggunakan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebagai kendaraan operasional, mendorong angkutan umum seperti Transjakarta, Damri, Angkutan Bandara untuk menggunakan Bus listrik.
Kemudian, Kemenhub juga terus konsisten meningkatkan keselamatan transportasi menuju zero accident. Sejumlah upaya yang dilakukan diantaranya melakukan kampanye, sosialisasi dan edukasi keselamatan transportasi, pengecekan kelaikan prasarana transportasi, dan pengecekan kesehatan awak transportasi secara rutin.
Tidak hanya itu, peningkatan koordinasi dengan Basarnas terkait tanggap darurat jika terjadi suatu kecelakaan/insiden, peningkatan koordinasi dengan BMKG terkait informasi cuaca yang dapat membahayakan perjalanan transportasi juga terus dilakukan.
“Upaya yang tidak mudah di tengah pandemi, tetapi kami tetap konsisten melanjutkan pembangunan ini dengan baik,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Baca juga: Menhub sebut vaksinasi pulihkan sektor transportasi dan pariwisata
Capaian Kinerja
Pada tahun 2021, Kemenhub mendapatkan alokasi anggaran Rp 45,66 triliun. Namun dengan adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19, turun menjadi Rp 34,01 triliun.
Dengan anggaran yang tersedia, Menhub mengungkapkan sejumlah pembangunan infrastruktur transportasi yang telah berhasil diselesaikan pada tahun 2021, diantaranya yaitu KRL Jogja - Solo, Bandara Kuabang Halmahera Utara, Bandara Haji Muhammad Sidik Muara Teweh Kalimantan Tengah, KA Bandara YIA Kulonprogo, Jalur Layang Stasiun Manggarai Jakarta, Bandara Mopah Merauke Papua, Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo, Bandara Tebelian Sintang Kalimantan Barat, dan Bandara Ngloram Cepu Jawa Tengah.
Adapun sejumlah infrastruktur yang masih berjalan pada tahun 2021 ini, di antaranya Terminal Tipe A (Amplas Medan, Tirtonadi Jateng), Pembangunan Pelabuhan Ambon Baru, Pelabuhan Penyeberangan di Nusa Penida, Bali dan di beberapa tempat lainnya (Kaimana, Batanta, Weda, Salawati, Bade), Pembangunan Pelabuhan Palembang Baru Tanjung Carat, Jalur Ganda KA Manggarai-Cikarang, Pengembangan Pelabuhan Anggrek Gorontalo Utara, KA Cepat Jakarta -Bandung, Pembangunan Bandara Mentawai Baru, Jalur KA Makassar-Parepare, Pembangunan Bandara Siboru Fakfak, Jalur Ganda Ka Bogor-Sukabumi, Pembangunan Bandara Rendani Manokwari, LRT Jabodebek, dan Reaktivasi Bandara Tunggul Wulung.
Peningkatan kualitas pelayanan di sektor transportasi juga terus dilakukan, antara lain pemberian subsidi tarif pelayanan angkutan (Buy The Service di 3 kota, subsidi PSO udara, laut dan kereta api perintis), Penanganan Angkutan barang ODOL (Overdimension dan Overload), Perizinan online/digitalisasi pelayanan (Andalalin, sitolaut, dsb), penerapan kebijakan pertukaran Anak Buah Kapal (ABK) di masa Pandemi Covid-19, Pembukaan lintasan penyeberangan dari Banyuwangi ke NTB, Pelatihan khusus kepada operator untuk penanganan penyandang disabilitas pengguna jasa transportasi, Pelayanan Ship To Ship di daerah 3TP (Pulau Nipa), dan Peningkatan Pelayanan jembatan timbang.
“Di akhir 2021, kami optimis penyerapan mencapai 96 persen. Satu upaya yang tidak mudah di tengah pandemi, tetapi kami tetap konsisten melanjutkan pembangunan,” ujar Menhub.
Baca juga: Kadin bisa menjadi mitra pemerintah pulihkan sektor transportasi
Rencana 2022
Budi Karya mengungkapkan, Kemenhub mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp32,93 triliun pada Tahun 2022. Jumlah tersebut mengalami penurunan dari dua tahun sebelumnya (Tahun 2020 Rp 36,39 triliun, Tahun 2021 Rp 34,01 triliun).
Dengan semakin terbatasnya alokasi anggaran, Kemenhub akan memprioritaskan program kerja yang berdampak luas pada masyarakat dan mengacu pada tema rencana kerja pemerintah 2022 yaitu “Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural”.
Kemenhub juga terus mendorong upaya pendanaan kreatif non APBN yang sudah dilakukan di tahun sebelumnya, di antaranya melalui pembentukan satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU), peningkatan kinerja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) secara optimal, dan melalui pelibatan sektor swasta dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur dan layanan di sektor transportasi (Public Private Partnerships/PPP).
Pada tahun 2022, Kemenhub juga akan mendukung gelaran KTT G20 yang berlangsung di Bali. Kemenhub akan menyiapkan sarana dan prasarana transportasi menggunakan kendaraan listrik.
Budi Karya menegaskan, Kementerian Perhubungan tetap berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur transportasi pada tahun-tahun mendatang melalui tata kelola pemerintahan yang baik.
Ia menyampaikan, keberadaan infrastruktur transportasi diharapkan dapat menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru di berbagai bidang dan di berbagai daerah.
Dengan adanya konektivitas antar wilayah yang baik, mobilitas manusia maupun distribusi barang kian cepat dan lancar. Selain itu juga dapat menyerap tenaga kerja, serta memberikan nilai tambah ekonomi masyarakat.
“Alhamdulillah ekonomi kita tumbuh 3 hingga 7 persen. Ini menunjukkan di satu sisi upaya dan koordinasi pengendalian COVID-19 dan di sisi lain upaya untuk memberikan ruang pergerakan sosial dan ekonomi untuk tumbuh, bisa dijalankan dengan baik,” ucap Menhub.
Baca juga: Menhub: Sektor transportasi jadi tulang punggung perekonomian nasional
Baca juga: Kemenhub siapkan langkah antisipasi La Nina di sektor transportasi
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan, pemerintah terus berupaya mengendalikan penyebaran COVID-19 di Indonesia, sehingga aktivitas sosial dan ekonomi bisa berjalan lebih baik.
Namun demikian, pembangunan infrastruktur transportasi dengan konsep Indonesia sentris, yaitu tidak hanya di Jawa, tetapi ke seluruh wilayah Indonesia terus dilakukan. Dengan begitu, konektivitas antarwilayah yang dapat menyatukan masyarakat Indonesia akan dapat tercapai.
Selain pandemi, tantangan pembangunan di sektor transportasi Indonesia adalah bagaimana meningkatkan indeks logistik nasional.
Sejumlah upaya telah dilakukan, di antaranya mengoptimalkan tol laut, membangun sejumlah pelabuhan misalnya Pelabuhan Patimban, hingga digitalisasi pelayanan kepelabuhanan.
Selanjutnya, tantangan mengenai perubahan iklim. Kemenhub terus mendukung upaya efisiensi energi baik pada sarana maupun prasarana transportasi dengan memanfaatkan energi terbarukan (nonfosil).
Sejumlah upaya yang dilakukan antara lain menggunakan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebagai kendaraan operasional, mendorong angkutan umum seperti Transjakarta, Damri, Angkutan Bandara untuk menggunakan Bus listrik.
Kemudian, Kemenhub juga terus konsisten meningkatkan keselamatan transportasi menuju zero accident. Sejumlah upaya yang dilakukan diantaranya melakukan kampanye, sosialisasi dan edukasi keselamatan transportasi, pengecekan kelaikan prasarana transportasi, dan pengecekan kesehatan awak transportasi secara rutin.
Tidak hanya itu, peningkatan koordinasi dengan Basarnas terkait tanggap darurat jika terjadi suatu kecelakaan/insiden, peningkatan koordinasi dengan BMKG terkait informasi cuaca yang dapat membahayakan perjalanan transportasi juga terus dilakukan.
“Upaya yang tidak mudah di tengah pandemi, tetapi kami tetap konsisten melanjutkan pembangunan ini dengan baik,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Baca juga: Menhub sebut vaksinasi pulihkan sektor transportasi dan pariwisata
Capaian Kinerja
Pada tahun 2021, Kemenhub mendapatkan alokasi anggaran Rp 45,66 triliun. Namun dengan adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19, turun menjadi Rp 34,01 triliun.
Dengan anggaran yang tersedia, Menhub mengungkapkan sejumlah pembangunan infrastruktur transportasi yang telah berhasil diselesaikan pada tahun 2021, diantaranya yaitu KRL Jogja - Solo, Bandara Kuabang Halmahera Utara, Bandara Haji Muhammad Sidik Muara Teweh Kalimantan Tengah, KA Bandara YIA Kulonprogo, Jalur Layang Stasiun Manggarai Jakarta, Bandara Mopah Merauke Papua, Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo, Bandara Tebelian Sintang Kalimantan Barat, dan Bandara Ngloram Cepu Jawa Tengah.
Adapun sejumlah infrastruktur yang masih berjalan pada tahun 2021 ini, di antaranya Terminal Tipe A (Amplas Medan, Tirtonadi Jateng), Pembangunan Pelabuhan Ambon Baru, Pelabuhan Penyeberangan di Nusa Penida, Bali dan di beberapa tempat lainnya (Kaimana, Batanta, Weda, Salawati, Bade), Pembangunan Pelabuhan Palembang Baru Tanjung Carat, Jalur Ganda KA Manggarai-Cikarang, Pengembangan Pelabuhan Anggrek Gorontalo Utara, KA Cepat Jakarta -Bandung, Pembangunan Bandara Mentawai Baru, Jalur KA Makassar-Parepare, Pembangunan Bandara Siboru Fakfak, Jalur Ganda Ka Bogor-Sukabumi, Pembangunan Bandara Rendani Manokwari, LRT Jabodebek, dan Reaktivasi Bandara Tunggul Wulung.
Peningkatan kualitas pelayanan di sektor transportasi juga terus dilakukan, antara lain pemberian subsidi tarif pelayanan angkutan (Buy The Service di 3 kota, subsidi PSO udara, laut dan kereta api perintis), Penanganan Angkutan barang ODOL (Overdimension dan Overload), Perizinan online/digitalisasi pelayanan (Andalalin, sitolaut, dsb), penerapan kebijakan pertukaran Anak Buah Kapal (ABK) di masa Pandemi Covid-19, Pembukaan lintasan penyeberangan dari Banyuwangi ke NTB, Pelatihan khusus kepada operator untuk penanganan penyandang disabilitas pengguna jasa transportasi, Pelayanan Ship To Ship di daerah 3TP (Pulau Nipa), dan Peningkatan Pelayanan jembatan timbang.
“Di akhir 2021, kami optimis penyerapan mencapai 96 persen. Satu upaya yang tidak mudah di tengah pandemi, tetapi kami tetap konsisten melanjutkan pembangunan,” ujar Menhub.
Baca juga: Kadin bisa menjadi mitra pemerintah pulihkan sektor transportasi
Rencana 2022
Budi Karya mengungkapkan, Kemenhub mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp32,93 triliun pada Tahun 2022. Jumlah tersebut mengalami penurunan dari dua tahun sebelumnya (Tahun 2020 Rp 36,39 triliun, Tahun 2021 Rp 34,01 triliun).
Dengan semakin terbatasnya alokasi anggaran, Kemenhub akan memprioritaskan program kerja yang berdampak luas pada masyarakat dan mengacu pada tema rencana kerja pemerintah 2022 yaitu “Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural”.
Kemenhub juga terus mendorong upaya pendanaan kreatif non APBN yang sudah dilakukan di tahun sebelumnya, di antaranya melalui pembentukan satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU), peningkatan kinerja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) secara optimal, dan melalui pelibatan sektor swasta dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur dan layanan di sektor transportasi (Public Private Partnerships/PPP).
Pada tahun 2022, Kemenhub juga akan mendukung gelaran KTT G20 yang berlangsung di Bali. Kemenhub akan menyiapkan sarana dan prasarana transportasi menggunakan kendaraan listrik.
Budi Karya menegaskan, Kementerian Perhubungan tetap berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur transportasi pada tahun-tahun mendatang melalui tata kelola pemerintahan yang baik.
Ia menyampaikan, keberadaan infrastruktur transportasi diharapkan dapat menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru di berbagai bidang dan di berbagai daerah.
Dengan adanya konektivitas antar wilayah yang baik, mobilitas manusia maupun distribusi barang kian cepat dan lancar. Selain itu juga dapat menyerap tenaga kerja, serta memberikan nilai tambah ekonomi masyarakat.
“Alhamdulillah ekonomi kita tumbuh 3 hingga 7 persen. Ini menunjukkan di satu sisi upaya dan koordinasi pengendalian COVID-19 dan di sisi lain upaya untuk memberikan ruang pergerakan sosial dan ekonomi untuk tumbuh, bisa dijalankan dengan baik,” ucap Menhub.
Baca juga: Menhub: Sektor transportasi jadi tulang punggung perekonomian nasional
Baca juga: Kemenhub siapkan langkah antisipasi La Nina di sektor transportasi
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021
Tags: