Palembang (ANTARA News) - Pemain dan ofisial tim PSPS Pekanbaru diamankan dalam beberapa mobil taktis/rantis Polri untuk menuju dan meninggalkan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Rabu sore.

Menurut pelatih PSPS Pekanbaru Abdurahman Gurning, perlakuan aparat keamanan itu terlalu berlebihan karena sebenarnya situasi dan kondisi dalam keadaan kondusif.

"Para pemain dibawa ke stadion dengan mobil barakuda bertingkat, seperti mau perang saja. Ini terlalu berlebihan," kata Gurning.

Menurut Gurning, perlakuan itu berpengaruh negatif pada kondisi psikologis para pemain PSPS sebelum menghadapi "Laskar Wong Kito", julukan Sriwijaya FC.

"Jadi ada rasa tidak enak sebelum bertanding karena sudah ada ketakutan. Para pemain saya bilang, seperti mau berperang ke Iraq dan Libya saja.

"Padahal, di stadion biasa-biasa saja, malah jumlah penonton tidak terlalu banyak," ujar mantan pelatih PS Palembang itu pula.

Pihak kepolisian melakukan pengamanan ketat kepada pemain PSPS saat bertandang ke Palembang, Sumatera Selatan ini, karena tidak ingin mengulang kejadian buruk seperti tahun lalu.

Pada musim lalu, seusai bertanding di Stadion Jakabaring, bus pemain PSPS mendapatkan pelemparan botol dari sekelompok orang tak dikenal ketika melintasi Masjid Agung Palembang, dan akibatnya beberapa pemain dan ofisial tim menderita luka-luka.

Menurut manajemen Sriwijaya FC, Faisal Mursyid, pola pengamanan seperti itu adalah keinginan dari manajemen PSPS sendiri.

"Manajemen PSPS sendiri yang meminta pemain mereka dilindungi saat datang dan meninggalkan stadion. Jadi, pihak kepolisian menggunakan beberapa kendaraan taktis dan patroli wilayah," ujar Faisal.

Sementara pantauan di lapangan, terdapat enam kendaraan taktis, dua mobil patroli wilayah, dan satu kendaraan water cannon.

Kehadiran beberapa kendaraan itu ke dalam stadion, mendapatkan perhatian dari para penonton yang masih memadati stadion seusai pertandingan.(*)
(T.KR-SUS/M033)