Tripoli (ANTARA News/AFP) - Pemerintah Libya, Selasa, mengecam kunjungan Menteri Luar Negeri Italia ke pangkalan pemberontak di kota Benghazi dengan menyebut kunjungan itu sebagai hal yang ilegal.

"Libya 'mengecam keras kunjungan ilegal ini'," kata satu pernyataan kementerian luar negeri di Tripoli.

Kunjungan Frattini adalah satu "pelanggaran hukum dan konvensi-konvensi internasional yang mencolok dan campur tangan dalam urusan dalam negeri sebuah negara yang berdaulat dan merdeka anggota PBB," tambahnya.

Frattini melakukan kunjungan ketika Italia membuka satu konsulat di Benghazi, hal yang memperkuat pengakuan diplomatik terhadap pemerintah pemberontak.

"Pemerintahan Muammar Gaddafi telah berakhir, ia harus melepaskan jabatan, ia harus meniggalkan negara itu," kata Frattini dalam jumpa pers bersama dengan Ali al Essavi, kepala urusan luar negeri pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC).

Kunjungan Frattini dilakukan sehari setelah usaha-usaha Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma untuk menengahi gencatan senjata antara pemerintah Gaddafi dan pemberontak gagal mencapai terobosan.

Pernyataan kementerian luar negeri dari Tripoli itu mengatakan kunjungan Frattini itu tidak membantu "usaha-usaha untuk mencari satu penyelesaian damai terhadap apa yang terjadi di Libya" terutama usul-usul perdamaian Uni Afrika.

Walaupun Tripoli telah menyetujui usul-usul Uni Afrika itu, pihak pemberontak berkeberatan karena tidak mencakup pengunduran diri Gaddafi.

Italia, bekas negara penjajah Libya, adalah bagian dari pasukan internasional yang terlibat dalam aksi militer terhadap pasukan Gaddafi.

Italia mengakui pemerintahan pemberontak dan menyerukan Gaddafi agar melepaskan jabatannya.(H-RN/H-AK) (*)