Makassar (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia resmi menjadikan Bandara Sultan Hasanuddin sebagai titik distribusi utama penerbangan nasional dengan membuka 15 rute penerbangan ke kawasan Indonesia timur per 1 Juni 2011.

Selain itu, menurut Direktur Utama PT Garuda Indonesia Persero Tbk, Emirsyah Sattar di Makassar, Selasa, juga akan dibuka satu penerbangan internasional ke Singapura dari Makassar.

"Makassar dipilih sebagai titik utama penerbangan nasional setelah Jakarta dan Bali, sebagai wujud komitmen dari Badan Usaha Miliki Negara ini dalam mendukung kemajuan pembangunan di timur Indonesia sesuai konsep pembangunan berdasarkan enam koridor yang telah ditetapkan pemerintah," katanya.

Peluncuran bandara Makassar sebagai titik utama penerbangan ditandai dengan dibukanya 15 rute baru domestik yaitu ke Manado, Ternate, Ambon, Biak, Kendari, Balikpapan, Kendari, Jayapura, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Jakarta, Palu, Gorontalo, Timika serta satu rute internasional Singapura.

Pembukaan rute-rute baru, ke depannya akan terus dikembangkan diikuti dengan penambahan armada pesawat terbang baik untuk melayani penerbangan jarak jauh maupun dekat.

Melalui program pengembangan yang dikemas dalam program yang disebut Quantum Leap, pihaknya akan menambah armada menjadi 153 pesawat hingga 2015 terdiri atas Boeing 737-800 next generation dan airbus 330-200. Serta peningkatan status dalam penerbangan internasional dari bintang empat yang telah diraih pada 2010 menjadi bintang lima pada 2014.

Pihaknya juga akan melakukan penambahan armada jenis 100 seater untuk melayani penerbangan antar kota dengan bandara perintis.

Peluncuran bandara Makassar sebagai titik penerbangan utama nasional juga ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara anak perusahaan Garuda di bidang pemeliharaan pesawat dengan PT Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara Internasional Hasanuddin untuk membangun pusat perawatan dan pemeliharaan pesawat di kawasan bandara lama Makassar.

Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemilihan Makassar sebagai titik transportasi dan distribusi penerbangan udara adalah pengulangan sejarah.

"Bandara Makassar memiliki posisi strategis sebagai penghubung timut dan barat Indonesia.Momen ini adalah pengulangan sejarah bahwa daerah ini merupakan pusat perdagangan internasional pada abad 16," ujarnya.

Menurut dia, apa yang dilakukan Garuda adalah wujud dari harapan dan kebutuhan masyarakat.

Dikatakannya, pada 2008 frekuensi penerbangan di bandara Makassar sebanyak 48 penerbangan kemudian pada 2009 meningkat menjadi 120 dan kini telah mencapai sekitar 200 penerbangan. 60 diantaranya dilayani Lion Air dan 40 lainnya Garuda.

Dalam kesempatan tersebut, ia kembali mengungkapkan usulannya kepada Garuda untuk membuka penerbangan langsung dari Makassar-Jeddah.

Menurutnya, berdasarkan data dari Kementerian Agama, 70 persen penduduk Indonesia yang menunaikan ibadah umrah dan haji adalah warga Sulsel.

Diharapkan, dengan dibukanya rute tersebut pelaksanaan ibadah masyarakat semakin murah dan mudah.

Acara peluncuran Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sebagai titik utama penerbangan nasional oleh Garuda digelar di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel dan dihadiri oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abu Bakar, Dirjen Perhubungan Udara Heri Bakti dan Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh. (RY/S025/K004)