Kawasan Gunung Sumbing ditanami 50.680 bibit untuk konservasi
28 Desember 2021 16:17 WIB
Bupati Temanggung M. Al Khadziq menanam pohon beringin di Desa Wonotirto, Kecamatan Bulu pada Pencanangan Gerakan Konservasi Tanah dan Air Berkelanjutan di Gunung Sumbing Kabupaten Temanggung, Selasa (28/12/2021) ANTARA/Heru Suyitno
Temanggung (ANTARA) - Kawasan lereng Gunung Sumbing di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, ditanami sebanyak 50.680 bibit dalam upaya gerakan konservasi tanah dan air berkelanjutan.
Ketua Panitia Pencanangan Gerakan Konservasi Tanah dan Air Berkelanjutan di Gunung Sumbing Joko Prasetyono di Temanggung, Selasa, mengatakan penanaman pohon di lereng Gunung Sumbing dilaksanakan pada 44 titik ruas sungai yang telah dipetakan.
"Penanaman pohon dilaksanakan di 62 desa dan di enam kecamatan," katanya pada Pencanangan Gerakan Konservasi Tanah dan Air Berkelanjutan di Desa Wonotirto, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung.
Ia menyebutkan bibit yang ditanam, yakni pohon beringin, bambu, aren dan buah-buahan. Pohon itu ditanam di hulu dan turus sungai, tanah desa, tepi jalan, dan tanah warga.
"Di tanah warga dan lahan kritis atau tidak produktif ditanami pohon yang produktif sehingga bernilai ekonomi tinggi," katanya.
Ia menuturkan penanaman dilaksanakan oleh 23 organisasi relawan dengan personel sebanyak 492 orang. Untuk wilayah lereng Sumbing, pelaksanaan penanaman dimulai pada minggu keempat Desember 2021 dan ditargetkan selesai pada akhir Januari 2022.
Baca juga: Empat mahasiswa UGM petakan jalur pendakian Gunung Sumbing
Baca juga: Temanggung konservasi kawasan Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau
Bupati Temanggung M. Al Khadziq mengatakan gerakan ini dilaksanakan dengan kesadaran bahwa degradasi lingkungan hidup di Kabupaten Temanggung berlangsung begitu cepat, erosi dan penurunan kualitas lingkungan hidup terus berlangsung sehingga ancaman bencana mengintai.
"Ancaman bencana tersebut meliputi banjir, tanah longsor, dan bencana kekeringan karena banyak sumur warga yang mati lantaran daerah resapan air sudah semakin berkurang pohon-pohonnya sehingga untuk menjaga keberlanjutan daya dukung alam untuk kehidupan seluruh masyarakat Kabupaten Temanggung perlu memperbanyak tanaman di Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prahu," katanya.
Ia menyampaikan gerakan konservasi ini dimulai dengan menanam pohon-pohon konservasi di lereng-lereng gunung, turus sungai, di jurang, di tanah-tanah tandus, di hulu sungai, di tanah desa, di jalan antardesa, dan di tanah warga.
"Kabupaten Temanggung memanggil seluruh relawan untuk bekerja menanam pohon," katanya.
Baca juga: Konservasi air, polisi-petani tanam beringin di lereng Gunung Sumbing
Baca juga: Saparan Merti Dusun kuatkan persaudaraan warga lereng Gunung Sumbing
Ketua Panitia Pencanangan Gerakan Konservasi Tanah dan Air Berkelanjutan di Gunung Sumbing Joko Prasetyono di Temanggung, Selasa, mengatakan penanaman pohon di lereng Gunung Sumbing dilaksanakan pada 44 titik ruas sungai yang telah dipetakan.
"Penanaman pohon dilaksanakan di 62 desa dan di enam kecamatan," katanya pada Pencanangan Gerakan Konservasi Tanah dan Air Berkelanjutan di Desa Wonotirto, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung.
Ia menyebutkan bibit yang ditanam, yakni pohon beringin, bambu, aren dan buah-buahan. Pohon itu ditanam di hulu dan turus sungai, tanah desa, tepi jalan, dan tanah warga.
"Di tanah warga dan lahan kritis atau tidak produktif ditanami pohon yang produktif sehingga bernilai ekonomi tinggi," katanya.
Ia menuturkan penanaman dilaksanakan oleh 23 organisasi relawan dengan personel sebanyak 492 orang. Untuk wilayah lereng Sumbing, pelaksanaan penanaman dimulai pada minggu keempat Desember 2021 dan ditargetkan selesai pada akhir Januari 2022.
Baca juga: Empat mahasiswa UGM petakan jalur pendakian Gunung Sumbing
Baca juga: Temanggung konservasi kawasan Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau
Bupati Temanggung M. Al Khadziq mengatakan gerakan ini dilaksanakan dengan kesadaran bahwa degradasi lingkungan hidup di Kabupaten Temanggung berlangsung begitu cepat, erosi dan penurunan kualitas lingkungan hidup terus berlangsung sehingga ancaman bencana mengintai.
"Ancaman bencana tersebut meliputi banjir, tanah longsor, dan bencana kekeringan karena banyak sumur warga yang mati lantaran daerah resapan air sudah semakin berkurang pohon-pohonnya sehingga untuk menjaga keberlanjutan daya dukung alam untuk kehidupan seluruh masyarakat Kabupaten Temanggung perlu memperbanyak tanaman di Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prahu," katanya.
Ia menyampaikan gerakan konservasi ini dimulai dengan menanam pohon-pohon konservasi di lereng-lereng gunung, turus sungai, di jurang, di tanah-tanah tandus, di hulu sungai, di tanah desa, di jalan antardesa, dan di tanah warga.
"Kabupaten Temanggung memanggil seluruh relawan untuk bekerja menanam pohon," katanya.
Baca juga: Konservasi air, polisi-petani tanam beringin di lereng Gunung Sumbing
Baca juga: Saparan Merti Dusun kuatkan persaudaraan warga lereng Gunung Sumbing
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: