"Optimistis tahun 2022 masuk dalam fase endemi," ujar Pandu Riono dalam bincang-bincang bertema "2022: Menuju Endemi" yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia menyampaikan, optimisme itu seiring dengan terkendalinya kasus di dalam negeri meski dibayangi munculnya varian COVID-19 baru Omicron.
"Omicron tidak usah ditakuti, tidak berdampak pada orang sakit berat dan meninggal," katanya.
Saat ini, lanjut dia, meski COVID-19 masih ada di sekitar masyarakat, namun tidak signifikan membebani layanan kesehatan.
"Kita sudah masuk ke fase itu (endemi), kita belum PD (percaya diri) saja," ucapnya.
Baca juga: Satgas: Mengontrol komorbid salah satu faktor Indonesia menuju endemi
Baca juga: Satgas COVID-19: Mobilitas masyarakat tetap dibatasi di libur Natal
Berdasarkan data Satgas COVID-19 pada Senin (27/12), jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan dua dosis vaksin COVID-19 sebanyak 110.812.856 orang atau 53,20 persen dari total 208.265.720 warga yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19.
Dalam kesempatan sama, Tenaga Ahli Menkes Bidang Penanganan COVID-19, Andani Eka Putra mengatakan, salah satu indikator Indonesia masuk dalam fase endemi adalah tidak adanya potensi lonjakan kasus.
Saat ini, ia menilai, situasi pandemi COVID-19 di Indonesia relatif cukup terkendali, terlihat dari angka positivity rate sekitar 0,25 persen. Namun, munculnya varian Omicron dapat berpotensi menimbulkan lonjakan kasus.
Hingga saat ini, ia menyampaikan, terdapat 46 kasus paparan Omicron yang terdeteksi di Indonesia.
"Intinya adalah, kita berupaya mengendalikan Omicron dengan baik agar tidak menimbulkan ledakan kasus, dan peluang kita untuk masuk endemi akan lebih besar," katanya.