Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat (Sesjen DPP PD), Ramadhan Pohan, menduga ada politisi lama yang ingin merusak parpolnya dengan cara melakukan infiltrasi melalui kader Partai Demokrat.
"Ada politisi dari luar yang ingin menggoyahkan Partai Demokrat dengan melakukan infiltrasi lewat kader Demokrat," kata Ramadhan Pohan di Jakarta, Selasa.
Ramadhan sangat menyesalkan dan menilai tindakan tersebut sangat keterlaluan. "Kita sesalkan karena tidak ksatria dan tidak melakukan kompetisi secara sehat. Tapi melakukan fitnah dan melakukan infiltrasi," katanya.
Upaya-upaya itu, katanya, untuk memecah dan melemahkan partai. Namun, Ramadhan enggan menyebutkan nama politisi tersebut.
Walau demikian, ia mengatakan bahwa petinggi partai tentunya sudah tahu hal itu.
Mengenai tindakan terhadap kader Demokrat yang menjadi alat infiltrasi, Ramadhan mengatakan sudah diajak bicara dan diberi nasihat. Yang bersangkutan, katanya, sudah memahami. "Yang penting tidak terjadi lagi," katanya.
Ramadhan mengatakan partainya tidak akan menggunakan cara-cara seperti itu terhadap lawan politiknya karena bukan merupakan cara yang ksatria. "Partai Demokrat menggunakan cara cerdas, bersih dan sehat. Tidak akan `merecoki` partai lain," katanya.
Ia juga mengatakan adanya upaya menyerang Partai Demokrat dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
Ramadhan mengatakan, ada yang melakukan serangan kepada SBY sebagai sasaran antara, sementara itu sasaran utamanya sebenarnya partai.
Ia mengatakan, layanan pesan singkat (SMS) gelap yang memfitnah Presiden dan Partai Demokrat yang seolah-olah dari Nazaruddin, dapat dikatakan sebagai upaya untuk menggoyang SBY dan Partai Demokrat.
Untuk itu, Ramadhan meminta polisi segera menyelidiki kasus itu. Ia mengatakan, polisi harus segera bergerak walaupun tidak ada aduan karena SMS tersebut menyinggung simbol negara.
(T.U002/A041)
Ramadhan Duga Ada Politisi Ingin Rusak Demokrat
31 Mei 2011 14:27 WIB
Ramadhan Pohan. (ANTARA/Puspa Perwitasari)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011
Tags: