Kupang (ANTARA News) - Palang Merah Indonesia (PMI) dalam tahun ini akan membangun pabrik kantong darah di Cikarang, Jawa Barat, untuk mengurangi ketergantungan pasokan dari perusahaan Singapura.

"Selama ini, kebutuhan kantong darah di Indonesia didatangkan dari Singapura yang pabriknya di Batam. Jusuf Kalla sebagai pimpinan PMI berkeinginan agar PMI mandiri dan salah satu kebijakannya adalah dengan membangun pabrik sendiri," kata Kepala Divisi Penanggulangan Bencana (PB) PMI Arifin Muhamad, ketika berbicara pada sosialisasi kepalangmerahan di Kupang, Senin.

Menurut dia, pabrik itu akan dibangun tahun ini di Cikarang, Jawa Barat. Terkait pembangunan pabrik, PMI akan bermitra dengan sebuah perusahaan asing.

"Kebijakan ini dalam rangka membantu meningkatkan kapasitas pemerintah dalam menyediakan kantong darah," kata dia.

Selama ini, lanjut Arifin, masyarakat selalu membeli darah, karena kantong darah di Indonesia masih didatangkan dari Singapura.

Dengan dibangunnya pabrik kantong darah di Indonesia diharapkan harga darah semakin murah.

"Biaya darah mahal, karena kantong darah kita datangkan dari luar negeri," katanya.

Arifin juga mengatakan pemenuhan kebutuhan darah di Indonesia masih jauh dari harapan.

Saat ini baru 2,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia mendonorkan darah, sehingga stok darah yang tersedia setiap hari masih kurang sekitar 2 juta kantong, dari kebutuhan ideal empat juta kantong per hari.

"Jusuf Kalla berharap dalam sehari tersedia empat juta kantong darah yang ditransfusi untuk kebutuhan masyarakat," katanya.

Staf Divisi PB PMI Bevita Duy, menambahkan, PMI telah memiliki sejumlah peralatan penunjang evakuasi korban bencana di antaranya 10 helikopter, ambulans, mobil dapur umum, dan mobil hagloon yang pernah dioperasikan untuk evakuasi warga saat bencana Merapi.

"Artinya, peralatan yang dimiliki PMI sudah cukup lengkap untuk memberikan bantuan ketika terjadi bencana alam," katanya.

Ia berharap dengan adanya pabrik kantor darah di tanah air, PMI bisa lebih mandiri dalam membantu pemerintah menghadapi berbagai bencana di Indonesia.
(Z003/B017)

(ANTARA)